Usai AS, Giliran Inggris Khawatir Rusia Gunakan Senjata Kimia Selama Invasi ke Ukraina

Baca Juga

MATA INDONESIA, KIEV – Perdana Menteri Inggris (PM), Boris Johnson khawatir Presiden Rusia, Vladimir Putin akan menggunakan senjata kimia atau biologi selama invasi ke Ukraina. Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) juga melayangkan tuduhan serupa.

Berbicara di program Wawancara Beth Rigby Sky News, PM Johnson mengatakan, satu-satunya cara perang di Ukraina dapat berakhir adalah jika Presiden Putin menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan besar.

“Hal-hal yang Anda dengar tentang senjata kimia adalah langsung dari buku pedoman mereka. Rusia mulai mengatakan bahwa ada senjata kimia yang disimpan oleh lawan mereka atau oleh Amerika Serikat,” kata PM Boris Johnson, melansir Sky News, Jumat, 11 Maret 2022.

“Jadi Rusia menggunakan senjata kimia, seperti yang saya khawatirkan, maka mereka memiliki semacam maskirovka – cerita palsu – yang siap digunakan. Anda sudah melihatnya di Suriah. Anda melihatnya bahkan di Inggris. Itulah yang sudah mereka lakukan. Ini adalah pemerintah yang sinis dan biadab,” tuturnya.

Senada dengan pernyataan PM Boris Johnson, mantan perwira intelijen Inggris Christopher Steele mengatakan bahwa Rusia telah membuktikan menggunakan senjata kimia dan biologi dalam konflik di sejumlah negara.

“Saya tentu berpikir jika Anda melihat apa yang terjadi di Suriah dan Chechnya dan tentu saja, apa yang terjadi di jalan-jalan di Salisbury, saya tidak akan mengesampingkannya,” kata Christopher Steele.

“Saya pikir ketika tentara Rusia menjadi macet dan jelas tidak menyadari tujuannya secara militer, Anda mungkin akan melihat lebih banyak pembunuhan dan pemboman tanpa pandang bulu dan mungkin penggunaan senjata kimia,” sambungnya.

Pada Rabu (9/3), Moskow mengatakan telah menemukan program senjata biologis militer di Ukraina yang didanai AS dan melibatkan patogen mematikan seperti wabah dan antraks.

Rusia juga mendesak AS untuk menjelaskan laboratorium senjata biologis Ukraina. Namun, seorang pejabat AS menolak klaim itu sebagai propaganda tidak masuk akal dan balik menuduh Rusia menggunakan senjata kimia selama menginvasi Ukraina.

PM Johnson menambahkan, Presiden Putin perlu memahami bahwa keputusannya menggempur Ukraina bukanlah pilihan tepat. Ia juga menyarankan agar Putin membuka diri untuk negosiasi damai.

“Saya pikir Putin perlu memahami bahwa dia telah membuat kesalahan perhitungan yang membawa malapetaka dan bahwa semua orang dapat melihat bahwa segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang dia harapkan,” tambahnya PM Johnson.

“Taruhan terbaiknya, saya pikir, adalah menarik diri, menghentikan kekerasan dan membiarkan negosiasi damai dimulai,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Koperasi Merah Putih Bangun Indonesia dari Ekonomi Desa

Oleh: Silvia AP )* Pembangunan ekonomi Indonesia tidak semata bertumpu pada kota-kota besar sebagai pusat pertumbuhan, tetapi juga sangat bergantung...
- Advertisement -

Baca berita yang ini