Uji Publik MRT Sudah Siap 99 Persen

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Kepala Departemen Corporate PT MRT Jakarta, Ahmad Pratomo mengklaim prasarana MRT sampai saat ini sudah mencapai 99,06 persen, sedangkan sarana sudah siap sepenuhnya.

“Keretanya sudah 100 persen, tinggal prasarana sepertyi stasiun yang perlu penyelesaian saja,” ujar Tomo, sapaan akrab Abdi Pratomo, di Jakarta, Senin 11 Maret 2019.

MRT rencananya akan mulai diuji publik pada Selasa 12 Maret 2019 selama 13 hari sampai 24 Maret 2019 mendatang.

Sampai Minggu 10 Maret 2019 lalu, dari laman MRT Jakarta tercatat ada 181.209 orang yang telah mendaftarkan diri dalam uji publik tersebut, dari 285.600 kuota yang tersedia.

“Masih ada sisa sebanyak 104.391 orang lagi,” kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin.

Mengenai prasarana, sampai fase I MRT selesai dibangun, telah tersedia 13 stasiun dan satu depo yang menghubungkan jarak sepanjang 15,7 kilometer, mulai dari stasiun Lebak Bulus sampai Bundaran HI.

Setelah resmi beroperasi, PT MRT Jakarta akan menyediakan 16 rangkaian kereta. Dengan rangkaian tersebut MRT diperkirakan mampu mengangkut 130 ribu orang setiap harinya. MRT rencananya akan beroperasi sejak pukul 05.00-24.00 WIB.

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini