MATA INDONESIA, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) angkat suara perihal uji coba rudal jelajah jarak jauh yang dilakukan oleh Korea Utara pada akhir pekan kemarin. Paman Sam menilai uji coba tersebut menimbulkan ancaman bagi negara tetangga dan sekitarnya.
“Kegiatan ini menyoroti fokus berkelanjutan DPRK (Korea Utara) pada pengembangan program militernya dan ancaman yang ditimbulkan terhadap tetangganya dan komunitas internasional,” kata Komando Indo-Pasifik AS dalam sebuah pernyataan, melansir Hindustan Times, Senin, 13 September 2021.
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan pada Senin (13/9) pagi waktu setempat bahwa negara itu telah melakukan uji coba rudal jelajah jarak jauh di tengah kebuntuan panjang dengan AS mengenai program nuklirnya.
Rudal tersebut dilaporkan dapat menempuh jalur penerbangan sejauh 1.500 kilometer (sekitar 930 mil), termasuk pola angka 8 di atas Korea Utara dan perairan teritorialnya untuk mencapai target mereka, menurut KCNA.
Berdasarkan laporan KCNA, rudal itu disebut sebagai senjata strategis yang sangat penting dan uji coba rudal jelajah jarak jauh itu berhasil. Sehingga memberikan Pyongyang alat pencegahan lain yang efektif terhadap pasukan musuh.
Korea Utara saat ini masih berada di bawah sanksi internasional untuk senjata nuklir dan program rudal balistiknya. Namun Pyongyang tidak dilarang mengembangkan rudal jelajah yang telah diuji sebelumnya.
“AS akan terus memantau situasi dan berkontribusi erat dengan sekutu dan mitra kami,” sambung pernyataan Komando Indo-Pasifik AS.
Hal ini menegaskan kembali bahwa komitmen AS untuk pertahanan negara tetangga Korea Utara, yakni Korea Selatan Jepang tetap kuat. Sebagaimana diketahui bahwa Washington dan Seoul adalah sekutu erat dan telah menempatkan sebanyak 28,500 tentara di Negeri Ginseng.
Peluncuran uji coba rudal jelajah jarak jauh yang dilaporkan KCNA adalah yang pertama oleh Korea Utara sejak Maret dan Pyongyang belum melakukan uji coba nuklir atau peluncuran rudal balistik antarbenua sejak 2017.