MATA INDONESIA, JAKARTA-Masa pandemi covid-19 membuat semua sektor lumpuh, tak terkecuali ekonomi. Pemerintah dan masyarakat terus berupaya bangkit agar bisa bertahan di masa pandemi ini. Salah satunya melalui kegiatan eskpor yang menjadi tumpuan agar pertumbuhan ekonomi tumbuh.
Ketua DPP Himpunan Industri Meubel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Supriyadi mengatakan lewat usaha kecilnya berupa kerajinan anyaman rotan, dirinya bertahan di masa pandemi ini.
Dirinya menduniakan produk anyaman tersebut dengan melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa (Jerman, Perancis, Belgia), Uni Emirat Arab dan Tiongkok.
Ia mengatakan selama Pandemi, kegiatan eskpor barang kerajinannya malah meningkat tajam, sampai separuhnya, alias 50 persen dari ekspor disaat normal sebelum pandemi sekalipun.
Selama wabah, permintaan meubel atau furniture malah meningkat. Ada 300 karyawan yang terhidupi oleh suksesnya Supri ini. Berkat ekspor ini pun, workshop Supri di Glatak tetap bergerak dan bergairah di atas lahan 8.000 meter persegi.
Diketahui, Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengungkapkan pemerintah telah memiliki delapan strategi untuk meningkatkan kinerja ekspor di tengah pandemi Covid-19.
Pertama, fokus pada produk ekspor negara yang akan dituju. Kedua, relaksasi kebijakan ekspor dan impor yang berorientiasi ekspor.
Strategi ketiga mempermudah dan mepercepat pelayanan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor, termasuk peningkatan fasilitasi perdagangan dalam memproses perizinan ekspor-impor.
“Mempercepat layanan ekspor-impor dan pengawasan perdagangan melalui National Logistic Ecosystem (NLE),” katanya.
Keempat, menyediakan pelatihan bagi para calon eksportir baru, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM). Ini dilakukan melalui program pendidikan pelatihan ekspor Indoensia (PPEI) Kemendag.
Kelima, optimalisasi regulasi dan implementasi pada e-commerce. Startegi keenam, meningkatkan trade financing melalui program national interest account yang bekerjasama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bagi para UKM eksportir yang tedampak pandemi.
Ketujuh, kata Mendag, peningkatan akses pasar melalui penguatan falilitasi dan informasi ekspor. Mencakup promosi ekspor, business matching, pameran dagang internasional baik secara offline maupun virtual, serta penguatan perdagangan di luar negeri.
Kedelapan, peningkatan daya saing dan pengembangan produk ekspor melalui penguatan dan optimalisasi, serta implementasi program-program unggulan untuk ekspor. Salah satunya melalui Indonesia Design Development Center (IDDC).