Trump: Biden Menang karena Pilpres AS Curang

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Calon presiden incumbent dari Partai Republik, Donald Trump kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Ia menegaskan bahwa kemenangan penantangnya, Joe Biden karena Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) penuh dengan kecurangan.

Tak sampai di situ, Trump secara tegas menolak dan enggan mengakui Pilpres AS yang diselenggarakan pada 3 November lalu. Trump juga telah melayangkan tuntutan ke sejumlah negara bagian kunci, akan tetapi ia tidak menyertakan bukti yang kuat untuk mendukung tuntutannya.

“Dia (Joe Biden) menang karena Pemilu dicurangi,” tulis Trump di akun Twitter-nya, melansir BBC, Senin, 16 November 2020.

Pada Jumat (13/11), sejumlah pejabat federal dan pejabat Pilpres AS menegaskan bahwa pemungutan suara tahun 2020 adalah yang paling aman dalam sejarah Pilpres di Negeri Paman Sam. Mereka juga memastikan tidak ada bukti yang menunjukkan adanya kecurangan atau suara hilang.

Mereka yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pilpres di sejumlah negara bagian menolak pernyataan kontroversial Trump dan para pendukungnya mengenai adanya manupulasi suara pada Pilpres lalu.

Sementara itu Biden tetap menjadi Presiden AS terpilih dengan meraih 306 suara electoral college –sistem yang digunakan AS untuk memilih presiden. Total ini jauh melebihi batas minimal 270 suara electoral college yang diperlukan untuk melangkah ke Gedung Putih.

Namun demikian, Trump yang hanya mengumpulkan 232 electoral college tampaknya masih enggan mengakui kekalahan. Dalam konferensi pers, Jumat (13/11), Trump mengatakan “siapa yang tahu” pemerintahan mana yang berkuasa di masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PSN Picu Konflik Agraria, Penguasa Kebal Hukum, Masyarakat Kena Imbasnya

Mata Indonesia, Yogyakarta - Pemilu 2024 menjadi simbol dari semakin melemahnya demokrasi di Indonesia. Ketidakhadiran koalisi yang berpijak pada kepentingan rakyat menandakan hilangnya orkestrasi politik yang mampu memperjuangkan kedaulatan rakyat. Suara rakyat kini seolah hanya menjadi bagian dari strategi politik zaken kabinet, yang membuat rakyat bingung akan nasib suara mereka.
- Advertisement -

Baca berita yang ini