Tokoh Masyarakat Papua Martinus Kasuay: OPM Tidak Manusiawi dan Meresahkan Masyarakat

Baca Juga

Mata Indonesia, Papua – Aksi kelompok bersenjata yang menamakan diri sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali memicu keresahan di kalangan masyarakat Papua. Dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ini tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga mengganggu stabilitas dan kehidupan sehari-hari warga sipil di wilayah Papua.

Sikap dan tindakan OPM yang menyerang aparat keamanan, membakar fasilitas umum, bahkan menyandera warga sipil tidak berdosa, menunjukkan perilaku yang tidak manusiawi dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan universal. Dalam insiden terbaru, kelompok bersenjata ini dilaporkan menyerang sebuah sekolah dasar di Kabupaten Puncak, yang menyebabkan ratusan anak dan guru terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri.

Kekejaman ini tidak hanya melukai fisik masyarakat, tetapi juga meninggalkan trauma psikologis yang mendalam. Warga hidup dalam ketakutan dan kecemasan, bahkan untuk melakukan aktivitas dasar seperti bertani atau mengantar anak ke sekolah. Kehadiran OPM yang mengklaim berjuang demi kemerdekaan justru menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat Papua sendiri.

Pemerintah melalui TNI-Polri terus berupaya menanggulangi ancaman ini dengan pendekatan keamanan yang disertai dialog dan pembinaan. Namun, kekerasan demi kekerasan yang dilakukan OPM semakin memperlihatkan bahwa organisasi ini tidak mewakili aspirasi damai rakyat Papua. Banyak tokoh adat, agama, dan masyarakat sipil telah menyuarakan keprihatinan mereka dan menolak aksi brutal yang dilakukan OPM.

“Kami sebagai tokoh masyarakat di Papua, mendukung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pihak keamanan kepada mereka-mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan yang bukan manusiawi, perbuatan-perbuatan yang meresahkan masyarakat, yang selalu menganiaya masyarakat sipil”, ujar Martinus.

Martinus mendukung pihak keamanan untuk melakukan tindakan-tindakan keras demi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat di Tanah Papua.

“Kami juga berharap kepada pihak keamanan, TNI-Polri untuk perlu ada ketegasan terhadap para OPM yang melakukan perbuatan-perbuatan keji yang bukan perilaku manusia, sehingga kami berharap pihak keamanan harus bertindak keras”, kata Martinus.

Menurut Martinus, masyarakat perlu dilindungi, sehingga ada penguatan-penguatan kepada institusi TNI-Polri, yaitu harus tegas agar masyarakat hidup damai di Tanah Papua.

Masyarakat Papua sejatinya mendambakan kehidupan yang damai, adil, dan sejahtera. Oleh karena itu, seluruh elemen bangsa diimbau untuk bersatu melawan aksi-aksi kekerasan yang meresahkan dan tidak berperikemanusiaan. OPM harus menyadari bahwa jalan kekerasan bukanlah solusi, melainkan sumber penderitaan baru bagi rakyat yang katanya ingin mereka bela.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini