Tiket Pesawat Mahal, Pemudik di Bandara Adi Soemarmo Turun 51 Persen

Baca Juga

MINEWS, SOLO – Fenomena tiket pesawat mahal yang sampai sekarang tak bisa dituntaskan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berdampak parah bagi banyak bandara di Indonesia, salah satunya Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo.

Posko Terpadu Angkutan Lebaran 2019 Bandara Adi Soemarmo mencatat hasil rekapitulasi dari H-7 sampai H+7 lebaran, ada 79.867 penumpang yang melintas di bandara tersebut. Angka itu turun jauh sampai 51 persen dibanding tahun 2018.

Disampaikan Humas PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo, Danardewi, pada tahun 2018 lalu jumlah penumpang mencapai 162.758 orang.

“Presentase turun 51 persen, dari tahun lalu 162.758 penumpang, tahun ini hanya 79.867 orang saja,” ujar Danardewi, Jumat 14 Juni 2019.

Sementara itu pada H-7 Lebaran kemarin, jumlah penumpang yang berangkat sebanyak 2.934 orang. Atau turun 52 persen dibanding tahun 2018 sebanyak 6.140 orang. Sedangkan jumlah penumpang untuk kedatangan sebanyak 1.749 orang. Atau turun 59 persen dibanding tahun lalu sebanyak 4.212 orang.

Adapun puncak arus balik melalui bandara ini, terjadi pada hari Minggu 9 Juni 2019 lalu dengan 4.361 penumpang. Jika dirinci, pada puncak arus mudik Lebaran tahun ini jumlah penumpang yang datang mengalami penurunan sebesar 68 persen jika dibandingkan tahun lalu, sedangkan pada puncak arus balik terjadi penurunan sebesar 42 persen.

Sementara itu, dari jumlah pesawat pada periode mudik lebaran 2019 uga turun jika dibandingkan tahun sebelumnya. Dia mengatakan untuk penurunannya sebesar 37,42 persen.

“Berdasarkan data, pada tahun 2018 ada 1.116 pesawat, sedangkan untuk tahun ini hanya 694 pesawat. Untuk cargo juga turun 50 persen. Tahun lalu 283.725 kg dan tahun ini hanya 141.656 kg,” ujar Danardewi.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini