Tiga Gunung di Alaska Meletus Berbarengan, Tanda-tanda Kiamat?

Baca Juga

MATA INDONESIA, ALASKA – Situasi memanas di Kepulauan Aleutian Alaska. Menurut Alaska Volcano Observatory (AVO), program bersama oleh Survei Geologi Amerika Serikat, Institut Geofisika Universitas Alaska, Fairbanks, dan Divisi Survei Geologi dan Geofisika Alaska melaporkan peristiwa langka, yakni tiga gunung berapi di rantai kepulauan Aleutian di Alaska meletus sekaligus!

Para ilmuwan menetapkan tingkat ancaman ke level oranye, yang menunjukkan bahwa letusan sedang berlangsung. Mark Thiessen dari Associated Press melaporkan bahwa ketiga gunung yang tengah meletus itu di antaranya: gunung berapi Great Sitkin, Pavlof, dan Semisopochnoi.

Gunung berapi Pavlof – yang terletak di semenanjung, adalah yang paling aktif. Emisi abu tingkat rendah episodik dan ledakan kecil telah terdeteksi oleh webcam yang dipasang di puncak stratovolcano setinggi 8.261 kaki, yang biasanya tertutup salju dan es.

Gunung berapi – yang berjarak sekitar 35 mil timur laut Cold Bay, itu terakhir kali meletus tahun 2016. Sementara letusan saat ini dianggap tidak berisiko terhadap 108 penduduk yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.

“Ini adalah gunung berapi yang sangat licik. Itu bisa berjalan tanpa banyak peringatan,” kata Chris Waythomas, ahli geologi di Alaska Volcano Observatory, kepada Associated Press.

Sementara gunung berapi lainnya terletak di pulau-pulau yang lebih jauh di sepanjang kepulauan yang memisahkan Laut Bering dan Samudra Pasifik Utara. Para ilmuwan mendeteksi semburan lava di puncak Great Sitkin, juga sebuah stratovolcano dengan kaldera dan kubah. Pulau Great Sitkin memiliki dua desa kecil dengan kurang dari 400 jiwa.

Gunung berapi di pulau tak berpenghuni Semisopochnoi telah meletus berulang kali, mengirimkan gumpalan abu 10.000 kaki ke udara, lapor Jenna Romaine dari Changing America.

Sejauh ini, Cleveland, yang terletak di ujung barat Pulau Chuginadak, telah menunjukkan tingkat aktivitas seismik yang rendah, sementara citra satelit telah mendeteksi suhu permukaan yang meningkat. Gunung berapi ini terakhir meletus tahun 2020.

Para ilmuwan terus memantau gunung berapi untuk tanda-tanda perubahan atau peningkatan aktivitas. Sementara Gunung Pavlof dianggap sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di Alaska.

“Itu mungkin terdengar seperti film bencana yang sedang dibuat, tetapi keadaan letusan sejauh ini tidak terlalu dramatis,” lapor Danielle Banks, seorang ahli meteorologi untuk The Weather Channel.

Ini bukan satu-satunya gunung berapi yang diawasi di wilayah Amerika Serikat. Saat ini, dua gunung berapi lainnya—satu di Hawaii dan satu lagi di dekat Guam, juga menunjukkan tanda-tanda aktivitas, lapor situs web Weatherboy.

Terletak di Hawaii, Mauna Loa – gunung berapi terbesar di bumi, telah mengalami serangkaian gempa bumi dalam beberapa hari terakhir tetapi belum meletus. Pagan dekat Guam di Samudra Pasifik Selatan juga telah menunjukkan gempa bumi serta emisi asap.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jelang Hari Buruh Sedunia, Polda DIY Serahkan Bantuan Sembako

Mata Indonesia, Yogyakarta – Memperingati Hari Buruh Sedunia, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, S.I.K., M.H., menyerahkan bantuan sembako kepada Koperasi Konsumen Persatuan Buruh DIY di Gedung Pertemuan Bumi Putera Yogyakarta, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Selasa (30/4/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini