Terungkap! Ternyata Ini Penyebab Fenomena Ular Kobra di Perumahan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kemunculan ular berbisa seperti kobra di beberapa daerah di Indonesia, khususnya di perumahan memang menimbulkan kekhawatiran.

Seorang ahli reptil dari ITB yaitu Ganjar Cahyadi, yang juga merupakan Kurator Museum Zoologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, mengatakan fenomena tersebut terjadi karena musim penghujan merupakan masa ular bereproduksi.

“Ular memiliki fase reproduksi, sekarang musim hujan di mana termasuk musim ular menetas,” ujar Ganjar dalam siaran persnya, Selasa 17 Desember 2019.

Menurut Ganjar, perilaku kobra itu biasanya menyimpan telur di sarangnya. Biasanya sarang bekas tikus, atau di tempat-tempat lembab, dan tumpukan sampah.

Ganjar mengatakan, jika banyak ular ditemukan di suatu lokasi, kemungkinan tempat tersebut merupakan habitatnya atau sebagai area ular mencari makan. Salah satu makanan bagi ular adalah tikus, dan tikus biasanya banyak di perumahan.

“Kobra itu tipikal ular yang melepas anak-anaknya. Dia tidak menjaga anak-anaknya, karena anak kobra ketika menetas sudah memiliki taring dan kelenjar bisa, jadi sudah bisa mencari makan sendiri,” katanya.

Untuk itu, warga perlu mengetahui jenis dan perilakunya ular untuk melakukan langkah antisipasi yang tepat. Untuk ular yang berbisa, dapat dikelompokkan pada dua famili yaitu Elapidae dan Viperidae. Ular yang termasuk Elapidae contohnya adalah ular kobra, ular belang (bungarus), dan ular cabai (calliophis intestinalis).

Sementara untuk kelompok viperidae, kata dia, cirinya adalah bagian kepala berbentuk seperti segitiga. Kalau di daun warnanya hijau dan jika di tanah warnanya kecoklatan.

Ular berbisa memiliki taring yang mengeluarkan bisa. Selain itu dari perilakunya juga dapat terlihat kalau ular berbisa lebih santai dalam bergerak, tapi kalau didekati akan melakukan upaya perlindungan diri atau menyerang.

“Sementara ular tidak berbisa, tidak memiliki taring dan bila didekati akan kabur,” katanya.

Ciri lain dari ular berbisa, kata dia, dapat dilihat dari warna atau coraknya. Ular berbisa lebih mencolok warnanya, misalnya ular cabai yang mempunyai garis warna merah di tubuhnya, kemudian ular bungarus memiliki warga hitam putih.

“Namun khusus untuk ular kobra, yang mencolok adalah karena warnanya hitam legam. Perilaku ular kobra, kalau terancam akan menaikkan tubuhnya dan mengembangkan rusuknya. Bahkan dapat menyemburkan bisanya ke arah mata,” ujarnya.

Berita Terbaru

Ketua Generasi Garuda Sakti Papua Apresiasi Komitmen Presiden Prabowo dalam Membangun Papua

Papua - Komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam membangun Papua terusmendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Absalom Kreway Yarisetouw, Ketua Generasi Garuda Sakti Indonesia Provinsi Papua. Menurutnya, kunjungan perdana Presiden Prabowo ke Merauke, Papua Selatan, beberapa waktu lalu adalah bukti nyata keseriusan Pemerintah dalam memajukanwilayah Papua. Presiden Prabowo Subianto memilih Merauke sebagai lokasi kunjungan pertamasebagai presiden untuk menegaskan komitmennya terhadap ketahanan panganIndonesia. Di Merauke, Pemerintah tengah mengembangkan kawasan tersebutmenjadi pusat lumbung pangan yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhanpangan di Papua serta daerah lainnya. Dalam kunjungannya, Presiden Prabowo juga meninjau langsung proses tanam dan panen padi, serta memantaupengembangan program swasembada pangan nasional yang berfokus pada pertanian berkelanjutan. Absalom Kreway Yarisetouw mengungkapkan, kunjungan tersebut menunjukkankomitmen Presiden Prabowo dalam memperhatikan sektor pertanian di Papua. "Saya sangat mengapresiasi langkah konkret Presiden Prabowo yang langsungterjun ke lapangan untuk bertemu dengan petani di Merauke. Selain itu, pemilihanMerauke sebagai pusat lumbung pangan adalah langkah strategis yang dapatmembawa dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakatPapua," ujar Absalom. Lebih lanjut,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini