Terancam, Ribuan Warga Myanmar Bereksodus ke Hutan

Baca Juga

MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Ribuan penduduk di wilayah perbukitan di barat laut Myanmar bereksodus di hutan, desa, dan lembah demi melarikan diri dari serangan pasukan militer.

Mindat, sekitar 100 km dari perbatasan India di negara bagian Chin, telah menyaksikan beberapa pertempuran paling sengit sejak kudeta 1 Februari yang menyebabkan munculnya tentara lokal yang berupaya melawan kekejian militer Myanmar.

Darurat militer dideklarasikan di Kota Mindat pada Kamis (13/5) – sebelum tentara Myanmar melancarkan serangannya, menggunakan artileri dan helikopter terhadap Pasukan Pertahanan Chinland yang baru dibentuk. Pasukan pertahanan itu mengatakan telah mundur demi menyelamatkan warga sipil agar tidak terjebak dalam baku tembak.

Seorang perwakilan dari kelompok administratif masyarakat setempat di Kota Mindat mengatakan bahwa ia termasuk di antara sekitar 200 oran – termasuk perempuan dan anak-anak, yang melintasi jalan berbatu dan perbukitan dengan membawa selimut, nasi, dan periuk.

“Kami harus pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kami tidak bisa menetap di suatu tempat di hutan,” kata perwakilan dari kelompok tersebut kepada Reuters melalui wambungan telepon, Selasa, 18 Mei 2021.

“Beberapa pria ditangkap saat mereka pergi ke kota untuk mendapatkan lebih banyak makanan untuk kami. Sementara kami tidak dapat masuk ke kota sekarang. Kami akan kelaparan dalam beberapa hari,” sambungnya.

Beberapa penduduk yang dhubungi oleh Reuters mengatakan bahwa persediaan makanan tidak mencukupi kebutuhan hidup. Diperkirakan sebanyak 5 ribu hingga 8 ribu orang telah meninggalkan wilayah tersebut, dengan jalan-jalan diblokir dan tentara Myanmar yang berjaga untuk mencegah para penduduk kembali.

Pasukan Pertahanan Chinland dalam sebuah pernyataan pada Senin (17/5) mengatakan bahwa mereka telah membunuh lima pasukan militer pemerintah di Hakha – kota lain di Negara Bagian Chin.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta yang dilakukan oleh junta pada awal Februari. Pasukan militer melawan berbagai perlawanan bersenjata dan damai di berbagai bidang, menambah kekhawatiran tentang keruntuhan ekonomi dan krisis kemanusiaan dari konflik lama yang telah lama berkobar.

Dalam buletin berita malam, MRTV yang dikelola pemerintah mengatakan pasukan keamanan membalas tembakan setelah diserang oleh pemberontak di Mindat, yang melarikan diri, dan bahwa pasukan pemerintah telah diserang di tempat lain di Negara Bagian Chin.

 Lebih dari 800 orang tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar sejak gelombang protes meletus di seluruh negeri setelah militer merebut kekuasaan, menurut laporan Kelompok Advokasi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik atau Assistance Association for Political Prisoners (AAPP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini