Tepis Pernyataan Rusia, Jubir Angkatan Laut AS: Kapal Kami Tidak Diusir!

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Rusia mengatakan salah satu kapal perangnya menangkap dan mengejar kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat yang memasuki perairan teritorialnya di Laut Jepang pada Selasa (24/11).

Moscow menuduh USS John S McCain melakukan perjalanan sejauh 2 km (1,2 mil) melintasi perbatasan maritimnya di Peter the Great Gulf. Rusia menegaskan, pihaknya mengancam akan menabrak kapal perusak AL milik Paman Sam tersebut bila tak segera pergi.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan, kapal perusah Armada Pasifik Laksamana Vinogradov menggunakan saluran komunikasi internasional untuk memberi peringatan kapal AS mengenai “kemungkinan menggunakan manuver untuk mengeluarkan penyusup dari perairan territorial.”

Akan tetapi, Angkatan Laut AS membantah melakukan kesalahan dan mengatakan kapal perusak mereka tidak diusir. Insiden tersebut terjadi di Laut Jepang yang juga dikenal sebagai Laut Timur –sebuah perairan yang dibatasi oleh Jepang, Rusia, dan Korea Selatan.

“Pernyataan Federasi Rusia mengenai misi ini tidak benar. USS John S McCain tidak diusir dari wilayah negara mana pun,” tegas juru bicara Armada ke-7 Angkatan Laut AS, Letnan Joe Keiley, melansir BBC, Rabu, 25 November 2020.

Dia mengatakan Paman Sam tidak akan pernah tunduk dalam berbagai intimidasi atau dipaksa menerima klaim maritime yang tidak sah, seperti yang dibuat oleh Federasi Rusia.

Insiden seperti itu, sejatinya jarang terjadi. Meskipun Laksamana Vinogradov nyaris bertabrakan dengan kapal penjelajah AS di Laut Cina Timur tahun lalu. Baik Rusia maupun AS saling menyalahkan atas insiden itu.

Bukan rahasia bila bila kedua negara kerap menuduh pihak lain melakukan manuver militer berbahaya, baik di laut dan di udara. Tahun 1988, di mana kapal Soviet, Bezzavetny menabrak kapal penjelajah AS, Yorktown, di Laut Hitam karena mengganggu wilayah teritorialnya.

Hubungan antara Moskow dan Washington tetap tegang. Dan Presiden Rusia, Valdimir Putin masih belum memberi selamat kepada Joe Biden yang memenangkan Pemilihan Presiden AS pada 3 November lalu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini