Taliban Tak Sudi Menjalin Hubungan Diplomatik dengan Israel

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Pemerintah Taliban siap menjalin hubungan diplomatik dengan setiap negara di dunia, termasuk Amerika Serikat (AS). Taliban bahkan akan menyambut kemungkinan keterlibatan Washington di Afghanistan.

“Jika Amerika Serikat ingin memiliki hubungan dengan kami, yang bisa menjadi kepentingan kedua negara dan rakyat dan jika mereka ingin berpartisipasi dalam rekonstruksi Afghanistan, mereka dipersilahkan,” kata juru bicara Taliban, Suhail Shaheen.

Namun, Suhail menegaskan bahwa Taliban tak sudi dan tak akan menjalin hubungan dengan satu negara, yakni Israel. Tetapi ingin mempertahankan dialog dengan semua negara tetangga.

“Tentu saja, kami tidak akan memiliki hubungan apa pun dengan Israel. Kami ingin memiliki hubungan dengan negara lain; Israel tidak termasuk di antara negara-negara ini,” tegasnya, melansir Shafaq, Rabu, 8 September 2021.

Shaheen menyatakan harapan bahwa pemerintah Afghanistan yang baru akan diumumkan dalam waktu sepekan.

Taliban mengejutkan banyak pihak karena berhasil mengusai wilayah Ibu Kota Kabul dan menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan pada Minggu (15/8). Ini terbilang singkat karena hanya sekitar tiga bulan sejak pertama kali Taliban melancarkan serangan.

Taliban mulai mengintensifkan serangan setelah AS dan NATO memutuskan untuk menarik pasukan setelah 20 tahun berperang pada 4 Mei. Saat itu, mereka melancarkan serangan besar-besaran pertama di Provinsi Helmand dan enam kawasan lain. Beberapa hari kemudian, mereka berhasil merebut distrik Nerkh dekat Kabul.

Pada Juni, Taliban melancarkan gempuran di wilayah utara, jauh dari daerah kekuasaan mereka di selatan. Pada akhir bulan, mereka menguasai sekitar 50 dari total 370 distrik di kawasan utara Afghanistan.

Sementara di sepanjang Juli, Taliban terus menggencarkan serangan. Berdasarkan keterangan militer AS, Taliban berhasil merebut nyaris setengah dari keseluruhan distrik di Afghanistan. Saat itu, banyak pasukan Afghanistan justru kabur ketika Taliban datang.

Memasuki Bulan Agustus, Taliban berhasil merebut ibu kota provinsi pertama, yaitu Zaranj. Pada hari berikutnya, Taliban hingga merebut Kota Kunduz di utara. Puncaknya pada 15 Agustus, di mana akhirnya sukses menguasai ibu kota, sekaligus membuat Presiden Ashraf Ghanis melarikan diri ke Uni Emirat Arab dengan dalih demi menghindari pertumpahan darah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Dorong Partisipasi Pemda Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis

Oleh : Rivka  Mayangsari)* Dalam upaya mempercepat realisasi kebijakan strategis nasional, pemerintah pusat terus mendorong keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam menyukseskan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini