MATA INDONESIA, KABUL – Selain fashion, gaya rambut, dan burqa, kelompok Taliban ternyata begitu perhatian dengan kebiasaan masyarakat dunia masa kini, selfie. Kelompok ini pun memperingatkan anggotanya untuk tidak narsis dan memposting berbagai aktivitas mereka dengan selfie dan mempostingnya di media sosial.
“Ketika tidak bertugas, mereka melihat-lihat, piknik, dan mengunjungi taman hiburan, dalam jalinan senjata dan sorban. Pejuang Taliban dari tempat lain di Afghanistan juga datang untuk melihat Kabul dalam perjalanan wisata,” lapor Wall Street Journal.
Taliban menekankan bahwa kebiasaan selfie dapat merusak status kelompok tersebut, seperti diberitakan Wall Street Journal. Menteri Pertahanan Afghanistan, Mawlawi Mohammad Yaqoob bahkan secara terang-terangan memarahi anggotanya karena perilaku mereka.
“Tetap pada tugas yang telah diberikan kepada Anda. Anda merusak status kami, yang telah dibuat dengan darah para martir kami,” kata Menteri Pertahanan Afghanistan, Mawlawi Mohammad Yaqoob, melansir Alarabiya News, Minggu, 26 September 2021.
Mawlawi Mohammad secara khusus memperingatkan para pejuang agar tidak mengambil foto narsis dengan para pemimpin Taliban ketika mereka bertemu dan memposting-nya di media sosial. Ia menegaskan bahwa hal tersebut mengkhianati informasi tentang lokasi dan aktivitas anggota kelompok.
Sang menteri juga mengkritik cara para pejuang Taliban berpakaian. Ia kemudian memerintahkan mereka untuk memelihara janggut, rambut, dan pakaian mereka sesuai dengan interpretasi kelompok itu terhadap aturan Islam versi Taliban.
“Ini adalah perilaku para panglima perang dan gangster dari rezim boneka. Jika kita terus bertindak seperti ini, Tuhan melarang, kita akan kehilangan sistem Islam kita,” kata Yaqoob, merujuk pada pemerintah Afghanistan yang didukung AS yang berhasil digulingkan Taliban.
Sejak menguasai Afghanistan, Taliban berusaha tebar pesona demi memulihkan citra garis keras mereka yang telah melekat. Namun, Taliban tampaknya tidak banyak mengubah nilai inti mereka seperti yang dikatakan Mullah Nooruddin Turabi dalam sebuah wawancara bahwa eksekusi mati dan amputasi adalah hukuman demi menjaga keamanan di Afghanistan.
Juga, polisi moralitas Taliban di bawah Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan akan bertindak sesuai dengan aturan “buku pegangan saku”, kata kepala kantor provinsi kementerian di Kandahar kepada The Guardian.
Buku aturan memungkinkan penggunaan kekuatan untuk menegakkan interpretasi kelompok tersebut tentang Syariah. Ini menentukan bahwa perempuan hanya diperbolehkan meninggalkan rumah jika ditemani oleh wali laki-laki.
Kontak perempuan dengan laki-laki juga harus dibatasi pada keluarga dekat. Sementara itu, aturan memerintahkan shalat wajib dilakukan lima kali sehari dan memiliki ketentuan tentang memelihara janggut untuk pria.