Takut Taliban, Biduan Cantik Ini Tinggalkan Afghanistan

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Merasa terancam dan takut hidup di bawah bayang-bayang Taliban, bintang pop kenamaan Afghanistan, Aryana Sayeed memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya.

Aryana yang belum lama ini tampil sebagai juri di ajang menyanyi di salah satu stasiun televisi Afghanistan itu mengonfirmasi bahwa dia meninggalkan negaranya dengan menumpang jet kargo AS pada Rabu (18/8).

Penyanyi berusia 36 tahun ini termasuk di antara sedikit warga Afghanistan yang beruntung karena ekspatriat dari seluruh dunia berjuang untuk menemukan penerbangan ke luar negeri.

“Saya baik-baik saja dan hidup dan setelah beberapa malam yang tak terlupakan, saya telah mencapai Doha, Qatar dan sedang menunggu penerbangan pulang saya ke Istanbul,” kata Sayeed kepada 1,3 juta pengikut Instagram-nya, melansir New York Post.

Dari Doha, dia melanjutkan ke Turki di mana dia tinggal penuh waktu dengan suaminya Hasib Sayed, yang merupakan seorang produser musik Afghanistan.

“Setelah saya pulang dan pikiran serta emosi saya kembali normal dari dunia yang tidak percaya dan kaget, saya punya banyak cerita untuk dibagikan kepada Anda,” sambungnya dalam sebuah pesan di media sosial yang penuh emosional.

Perempuan Afghanistan terkemuka lainnya tidak seberuntung Aryana, termasuk gubernur distrik Hazara, Salima Mazari, yang dilaporkan ditangkap pada Rabu (18/8). Banyak pihak menilai, Mazari – yang secara vokal mengkritik Taliban itu, akan dieksekusi.

Keluarga Mazari merupakan Muslim Syiah, sementara Taliban adalah Sunni. Dua denominasi Islam telah berperang atas penafsiran kitab suci mereka selama berabad-abad.

Seorang juru bicara kelompok Taliban, Waheedullah Hashimi, mengatakan kepada wartawan pada Kamis (19/8), bahwa ulama Taliban akan memutuskan apakah anak perempuan diizinkan pergi ke sekolah atau tidak.

“Mereka akan memutuskan apakah mereka harus mengenakan jilbab, burqa, atau hanya (a) kerudung plus abaya atau semacamnya, atau tidak. Itu terserah mereka. Tidak akan ada sistem demokrasi sama sekali karena tidak memiliki basis di negara kita,” tegas Waheedullah Hashimi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tugas Satgas PHK Diatur Dalam Inpres, Pastikan Lindungi Kelompok Pekerja

Oleh: Farhan Farisan )* Pemerintah mengambil langkah progresif dalam menghadapi lonjakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas)...
- Advertisement -

Baca berita yang ini