MATA INDONESIA, JAKARTA-Ekonom sekaligus Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah, meyakini Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 bisa melebihi proyeksi International Monetary Fund (IMF), yakni dikisaran 3,5 – 4,5 persen.
Namun, prediksinya tersebut bisa tercapai jika di Indonesia tidak terjadi gelombang ketiga pandemi covid-19. Menurut Piter prediksi tersebut dipengaruhi oleh 3 hal, pertama, dia menilai unsur basis yang rendah (low-base effect) sangat berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
“Pertumbuhan yang negatif pada tahun lalu akan membuat pertumbuhan kecil ditahun ini akan terhitung besar,” ujarnya.
Kedua, dipengaruhi mulai pulihnya ekonomi di kuartal II dan IV. Meskipun sebelumnya Pemerintah menerapkan PPKM darurat, namun pertumbuhan ekonomi tetap positif di kuartal III.
Ketiga, ada support dari kenaikan harga komoditas. Indonesia terus mengalami surplus neraca perdagangan.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2021 mengumumkan, Indonesia berhasil menorehkan surplus neraca perdagangan sebesar 19,17 miliar secara kumulatif pada Januari-Agustus 2021.
BPS menyatakan Indonesia terus mengukir catatan surplus neraca perdagangan sejak 16 bulan terakhir. Padahal Indonesia terakhir kali mencatat defisit pada April 2020 lalu.