MATA INDONESIA, JAKARTA – Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bersama peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) melakukan Survei serologi atau sero survei untuk melihat kadar antibodi.
Menurut tim peneliti dari FKM UI, dr Iwan Ariawan, MSPH, kadar antibodi masyarakat Indonesia naik hingga empat kali lipat. Dari sero survei sebelumnya. Ia mengatakan median kadarnya meningkat dari 444 U/mL menjadi 2.097 U/mL.
“Jadi yang pertama hasil dari sero survei ini menujukkan ada peningkatan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS-CoV-2 dari 87,8 persen pada Desember 2021. Menjadi 98,5 persen pada Juli 2022,” ujar Iwan.
Ia menambahkan, jumlah kadar antibodi saat ini jauh lebih besar dari jumlah yang memiliki antibodi pada Desember 2021 lalu. Kendati demikian, bukan tidak mungkin masyarakat masih bisa terinfeksi virus corona penyebab Covid-19.
“Bukan berarti sudah memiliki antibodi, penduduk tersebut tidak bisa terinfeksi Covid. Tetap bisa terinfeksi Covid, tapi risiko untuk terjadinya Covid berat maupun meninggal jauh berkurang dengan adanya kadar antibodi yang tinggi,” ujarnya.
Dokter Iwan menjelaskan bahwa sero survei bulan Juli 2022, merupakan yang ketiga kalinya dilakukan oleh pemerintah dan FKM UI.
Adapun survei serologi yang pertama dilakukan pada Desember 2021 bersifat nasional, kemudian Maret 2022 khusus wilayah Jawa-Bali, dan kini Juli 2022 untuk seluruh wilayah Indonesia.
Sero survei yang dilakukan pada Juli 2022 mengunjungi kembali 84,5 persen dari 20.501 sampel terpilih pada periode Desember 2021.
“Karena sero survei ini mengunjungi responden yang sama, sehingga nanti bisa dilihat peningkatan dari kadar antibodinya,” ujarnya.
Peneliti melakukannya di 100 kabupaten kota terpilih, di 34 provinsi menggunakan kuesioner, pengambilan darah, hingga pemeriksaan ada tidaknya antibodi SARS-CoV-2 serta kadarnya.
“Responden sero survei sangat tersebar, sehingga hasilnya menggambarkan kadar antibodi penduduk Indonesia,” tambah Iwan.
Pada kesempatan yang sama, ahli epidemiologi FKM UI Pandu Riono menyebut, ada dua penyebab kenapa kadar antibodi bisa meningkat yaitu infeksi dan vaksinasi.
Apabila cakupan vaksinasi atau infeksi akibat Covid-19 meningkat, tentunya ada kemungkinan penduduk yang mempunyai antibodi ikut naik.
“Yang paling penting bahwa terjadi peningkatan kadar antibodi yang bisa disebabkan oleh infeksi maupun vaksinasi. Tapi kontribusi terbesar adalah dengan vaksinasi,” ujarnya.