Jakarta – Pemerintah terus berkomitmen dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui inovasi pemenuhan gizi masyarakat.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang kini mulai mengadopsi sumber protein alternatif sebagai solusi berkelanjutan untuk meningkatkan asupan nutrisi masyarakat.
Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadirkan kebijakan berbasis ilmiah guna meningkatkan kualitas gizi generasi mendatang.
Dosen Universitas Surabaya (Ubaya), Ruth Chrisnasari, menjelaskan bahwa serangga dan jamur dapat menjadi alternatif sumber protein dalam program MBG.
Sumber protein yang ideal adalah yang dapat dibudidayakan dalam waktu singkat dan tidak memerlukan lahan luas, seperti serangga.
“Serangga memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan daging ayam, sapi, dan babi. Daging konvensional mengandung sekitar 20 persen protein, sementara serangga seperti belalang dan ulat sagu memiliki kadar protein antara 28 hingga 44 persen,” ujarnya.
Ketua Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mendukung langkah pemerintah dalam memperluas opsi sumber protein bagi masyarakat. Menurutnya, diversifikasi sumber protein sangat penting untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi nasional.
“Serangga adalah sumber protein berkualitas tinggi dan sudah dikonsumsi di beberapa daerah Indonesia. Program Makan Bergizi Gratis akan menyesuaikan dengan potensi pangan lokal yang ada, sehingga lebih mudah diterima masyarakat,” jelas Dadan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dr. Taruna Ikrar, menyatakan kesiapan BPOM dalam memastikan keamanan pangan dari konsumsi serangga dan sumber protein alternatif lainnya. Ia menegaskan bahwa setiap produk pangan harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
“Serangga merupakan bagian dari produk berbasis protein hewani. Jika pengolahannya sesuai standar keamanan pangan dan tidak mengandung zat berbahaya, maka tentu dapat dikonsumsi sebagai alternatif protein,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari upaya ini, pemerintah terus berkolaborasi dengan akademisi, pelaku industri pangan, dan komunitas petani untuk mengembangkan serta mendistribusikan produk berbasis protein alternatif.
Beberapa inovasi yang telah diperkenalkan dalam program ini antara lain tempe berbasis kacang lokal, tepung jangkrik, spirulina, serta produk olahan berbasis jamur dan kedelai.
Selain itu, kampanye edukasi akan diperkuat untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap sumber protein alternatif. Melalui pendekatan ini, pemerintah memastikan bahwa pemenuhan gizi masyarakat tetap menjadi prioritas utama, seiring dengan dorongan inovasi di sektor pangan yang lebih ramah lingkungan.
Dengan strategi ini, Program MBG diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas, serta memperkuat ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.