Suasana Semakin Kacau, Presiden Kazakhstan Minta Rusia Kirim Pasukan

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Aliansi militer Rusia akan mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Kazakhstan setelah Presiden Kassym-Jomart Kemeluly Tokayev meminta bantuan untuk mengendalikan protes yang kini berubah menjadi kekerasan, penjarahaan, dan pembakaran gedung-gedung.

Para pengunjuk rasa di kota terbesar Kazakhstan, Almaty menyerbu dan membakar kediaman presiden dan kantor walikota pada Rabu (5/1), menurut laporan berita. Demonstrasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar yang melonjak drastis di negara Asia Tengah itu.

Polisi dilaporkan menembaki beberapa pengunjuk rasa di kota Almaty. Mereka telah berulang kali bentrok dengan demonstran dalam beberapa hari terakhir, mengerahkan meriam air dalam cuaca yang sangat dingin, menembakkan gas air mata, serta granat gegar otak.

Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan bahwa delapan petugas polisi dan anggota penjaga nasional tewas dalam kerusuhan itu dan lebih dari 300 orang terluka. Tidak ada angka korban sipil yang dirilis.

Presiden Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan kepada Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, aliansi enam negara bekas Soviet yang berbasis di Moskow.

Beberapa jam kemudian, dewan CSTO menyetujui pengiriman penjaga perdamaian dalam jumlah yang tidak ditentukan, kata Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, melansir Washington Post, Kamis, 6 Januari 2022.

Presiden Tokayev bersumpah untuk mengambil tindakan keras demi memadamkan kerusuhan. Ia menyatakan keadaan darurat untuk seluruh negeri selama dua pekan, khususnya untuk ibu kota Nur-Sultan dan kota terbesar Almaty – yang memberlakukan jam malam, membatasi pergerakan ke dalam, dan sekitar kawasan perkotaan.

Sang presiden juga mengklaim bahwa kerusuhan itu dipimpin oleh kelompok teroris yang telah menerima bantuan dari negara lain yang tidak disebutkan namanya.

Dia juga mengatakan para perusuh telah membajak lima pesawat dalam serangan di bandara Almaty, tetapi wakil walikota kemudian mengatakan bandara telah dibersihkan dari perampok dan berfungsi normal.

Kazakhstan, sebuah negara terbesar kesembilan di dunia yang berbatasan dengan Rusia di utara dan Cina di timur serta memiliki cadangan minyak yang luas yang menjadikannya penting secara strategis dan ekonomi.

Terlepas dari cadangan dan kekayaan mineral itu, ketidakpuasan atas kondisi kehidupan yang buruk masih kuat di beberapa bagian negara. Banyak orang Kazakhstan juga kesal dengan dominasi partai yang berkuasa, yang memegang lebih dari 80 persen kursi di parlemen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Aparat Keamanan dalam Mewujudkan Pilkada Kondusif

Dalam upaya menciptakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang kondusif dan aman, peran aparat keamanan sangatlah vital. Dengan sinergi yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini