MATA INDONESIA, JAKARTA – American Heart Association (AHA) mengungkapkan studi terbaru mereka, bahwa ganja sangat berbahaya bagi jantung dan pembuluh darah.
Penelitian yang dipublikasi pada Rabu 5 Agustus 2020 dalam jurnal Circulation AHA ini membantah rencana menjadikan ganja sebagai bagian dari pengobatan dan medis.
“Penggunaan ganja berpotensi mengganggu obat yang diresepkan serta memicu kondisi atau sesuatu berkaitan dengan kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke,” kata salah satu peneliti, Robert Page II, seperti dikutip dari CNN.
Ia sebenarnya tak menolak ganja sebagai pengobatan. Hanya saja, syaratnya harus ketat, terutama dosis yang harus benar-benar terukur untuk meminimalisir risiko yang muncul.
Dari sejumlah studi yang dianalisis, tim menemukan ada efek kelainan irama jantung seperti takikardia dan fibrilasi atrium yang terjadi setelah 1 jam mengisap ganja.
Gangguan irama jantung terjadi akibat kandungan THC atau Tetrahydrocannabinol pada ganja. THC mengakibatkan irama jantung lebih cepat, sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen, merusak dinding arteri dan berkontribusi pada tekanan darah makin tinggi.
Asap ganja mirip dengan asap tembakau. Di samping kandungan THC, ada peningkatan karbon monoksida dari aktivitas merokok ganja.