Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh stabil. Hal ini menunjukkan bahwa strategi dan juga pendekatan dari Pemerintah benar-benar sudah tepat dalam upaya mempertahankan dan menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi bangsa di tengah ketidakpastian global.
Padahal sejatinya upaya untuk terus mempertahankan pertumbuhan ekonomi agar terus stabil di tengah guncangan ketidakpastian global tentunya bukan perkara yang mudah. Bahkan, tidak sedikit dari negara maju dunia lainnya saja turut mengalami guncangan.
Namun kita patut bersyukur ternyata guncangan akan ketidakpastian ekonomi global tersebut sama sekali tidak terjadi dan tidak berdampak secara signifikan bagi Indonesia. Hal tersebut berkat upaya, strategi dan pendekatan yang sangat tepat dari Pemerintah RI.
Pengamat Ekonomi Universitas Brawijaya (UNBRAW), Rivaldi Naulia menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI) menyebutkan saat ini laju pertumbuhan ekonomi di Tanah Air mencapai sebesar 4,7 persen hingga 5,1 persen.
Bukan tanpa alasan mengapa peningkatan laju ekonomi di Indonesia tersebut terus terjadi, pasalnya menurut Rivaldi bahwa peningkatan ekspor dan permintaan domestik terus terjadi seiring dengan bertumbuhnya peningkatan konsumsi dan investasi rumah tangga.
Tidak hanya itu, namun baiknya angka laju ekonomi di Indonesia tersebut juga lantaran laju inflasi masih tergolong dalam kondisi yang moderat. Berbagai keadaan itu tentunya bukan muncul sendiri begitu saja tanpa alasan.
Nyatanya, stabilitas sistem keuangan di Indonesia memang secara keseluruhan terus terjadi. Hal tersebut lantaran adanya dukungan dan sokongan yang sangat kuat dari penopang landasan pondasi perekonomian bangsa secara fundamental, yakni kondisi fiskal yang kokoh.
Selain itu, berbagai pihak terus memproyeksikan bahwa bagaimana moneter bangsa ini akan terus berada dalam posisi yang sangat prospek. Oleh karenanya, dengan seluruh hal tersebut, maka menjadi tidak heran mengapa ekonomi di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan dan bahkan semakin menguat di masa yang akan datang.
Bahkan ketahanan ekonomi nasional saat ini saja, tatkala menghadapi kondisi yang serba sulit termasuk adanya ketidakpastian global namun seolah tidak terjadi guncangan yang signifikan di Indonesia.
Seluruh hal tersebut mencerminkan bagaimana kemampuan dan kecakapan Pemerintah Republik Indonesia (RI) dalam menghadapi adanya berbagai macam tantangan perekonomian yang terjadi bahkan di level dunia.
Meski pemerintah sudah terbukti berhasil terus mengupayakan pertahanan ekonomi nasional agar tahan akan segala guncangan ketidakpastian global, namun bukan berarti lantas masyarakat bisa langsung terlena begitu saja.
Justru, peranan segenap elemen bangsa hendaknya harus mampu secara bersama-sama mendukung penuh upaya pemerintah dalam mewujudkan stabilitas ekonomi yang kuat dan tahan terhadap segala ketidakpastian global tersebut. Apabila semua pihak turut andil, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia jelas akan tetap terjaga dengan stabil.
Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan, alih-alih ada penurunan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat terjadinya ketidakpastian global, namun justru bangsa ini menjadi semakin kuat.
Daya saing Indonesia berdasarkan data dari Institute for Management Development (IMD) menunjukkan bahwa dari yang sebelumnya bangsa ini berada di peringkat ke-67, kini langsung naik signifikan hingga ke peringkat 27.
Salah satu hal yang menyebabkan peningkatan tersebut adalah berkaitan dengan ekonomi domestik dari segi institusi pemerintahan, yang mana tentunya akibat dari pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Jadi, meski terjadi ketidakpastian ekonomi global, namun pertumbuhan perekonomian di Indonesia tetap stabil bahkan terus cenderung meningkat, salah satunya lantaran keberadaan UU Cipta Kerja sehingga menjadikan perbaikan dalam berbagai bidang seperti iklim investasi, kemudahan dalam proses rekrutmen hingga penyelesaian perselisihan perburuhan.
Kemudian dari segi fundamental ekonomi, nyatanya Indonesia memang masih jauh lebih baik berbanding dengan negara lain di dunia. Hal tersebut tercermin dalam tingkat suku bunga kebijakan bank sentral berada pada 6,25 persen, inflasi berada di 2,84 persen, kemudian neraca transaksi berjalan di angka 0,64 persen.
Keseluruhan hal tersebut ternyata masih lebih baik jika menilik bagaimana kondisi dari negara lain seperti Malaysia dan Brazil. Demikian pula, dari segi fiskal balance dan foreign exchange reverse Indonesia juga lebih baik.
Senada, Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI), Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa stabilitas sistem keuangan Tanah Air masih terus terjaga pada kuartal pertama tahun 2024, meski di tengah ketidakpastian ekonomi global terus meningkat.
Terjaganya stabilitas sistem keuangan tersebut lantaran mendapatkan dukungan penuh dari bagaimana kebijakan fiskal, kebijakan moneter hingga bagaimana stabilnya sektor keuangan di Indonesia.
Pemerintah terus memastikan agar seluruh anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) meningkat kewaspadaan akan kondisi dan dinamika perekonomian domestik, serta bagaimana rambatan yang mungkin saja terjadi pada sisi global terhadap perekonomian dan sistem keuangan nasional.
Berbagai macam upaya, strategi hingga pendekatan dari Pemerintah RI memang sudah sangat tepat dan bahkan terbukti telah berhasil untuk terus mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional dalam kondisi yang terjaga dan stabil meski di tengah terjadinya ketidakpastian ekonomi global. Hal ini tentu perlu untuk mendapat apresiasi sebagai cerminan kebijakan ekonomi nasional yang sudah berada di jalur yang benar.