MATA INDONESIA, JAKARTA-Sudah ada lebih dari 180 perusahaan melakukan pemboikotan iklan di raksasa media sosial Facebook maupun anak perusahaannya, Instagram itu.
Dilansir laman Hollywood Reporter, Selasa 30 Juni 2020, kini giliran Starbucks dan Levi’s, sudah mulai bergabung dalam gerakan boikot. Kampanye ini sebagai bentuk dorongan agar media sosial lebih perhatian mengatasi ujaran kebencian, rasisme, kekerasan maupun hoaks yang bersebaran.
Dua perusahaan itu pun mencabut pendanaan iklan mereka di media sosial. Starbucks bakal menghentikan sementara iklan di semua platform media sosial, tetapi terus mengunggah promosi tidak berbayar.
“Kami percaya dalam menyatukan komunitas, baik secara langsung dan daring, harus menentang kebencian,” kata Starbucks dalam sebuah pernyataan.
Starbucks mengklaim masih banyak yang harus dilakukan untuk menciptakan komunitas daring yang ramah dan inklusif.
Merek ternama Levi’s juga meminta Facebook mengambil tindakan untuk menghentikan kesalahan informasi dan kebencian pada platformnya. Levi’s juga mencabut sementara semua iklan di platform Facebook dan Instagram.
Kampanye StopHateForProfit diinisiasi sejak 17 Juni oleh sebuah kelompok Anti-Pencemaran Nama Baik, antara lain, NAACP, Sleeping Giants, Color of Change, Free Press, dan Common Sense. Kampanye ini meminta perusahaan untuk menangguhkan iklan di Facebook dan anak perusahaannya, Instagram mulai bulan Juli.
Sejak peluncuran kampanye, ritel pakaian, Patagonia, The North Face dan Arc’teryx, perusahaan peralatan outdoor REI, perusahaan teknologi Dashlane dan Upwork adalah yang pertama bergabung dalam gerakan boikot. Belakangan, disusul Ben & Jerry’s, Magnolia Pictures, Hershey’s, Mozilla, Verizon, Coca-Cola, Honda hingga Unilever.