MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia masih mengimpor gandum sebanyak 11 juta ton setiap tahunnya untuk kebutuhan bahan makanan. Ketika pecah perang Rusia-Ukraina, pasokan gandum ke dalam negeri pun berkurang.
Presiden Joko Widodo mendorong Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk memproduksi tanaman sorgum hingga jagung. Hal ini untuk mengurangi impor bahan pokok tersebut (gandum) yang jumlahnya masih terlalu besar. Padahal, komoditas tersebut bisa bercampur dengan singkong, sagu, hingga sorgum. Yakni jenis tanaman yang tergolong tumbuh dengan subur di Indonesia.
Sebagai langkah awal, Presiden Jokowi mengajak Kadin membantu produksi sorgum di lahan seluas 10 hektare. Kelak, Kadin bisa memperluas lahan penanaman sorgum hingga ratusan hektare di NTT. Jika terlihat ada prospek baik dari komoditas itu. Kenapa di NTT? Sebab selama ini sorgum tumbuh subur di wilayah itu.
Selain sorgum, Presiden Jokowi juga menyarankan Kadin untuk mulai membantu menanam jagung. Menurut Presiden Jokowi, saat ini impor jagung Indonesia masih cukup banyak. Yakni mencapai 800 ribu ton. Itulah sebabnya, Presiden Jokowi meminta bantuan Kadin agar Indonesia bisa sepenuhnya lepas dari ketergantungan impor komoditas tersebut.
Dalam acara Kadin di TMII, Jakarta Timur, Selasa, 23 Agustus 2022, Presiden Jokowi meminta agar Kadin tidak lagi mengerjakan pertanian secara tradisional. Melainkan bersama-sama (konsorsium) dengan luasan 100 ribu hektare. Menggunakan teknologi mekanisasi modern, dan alat-alat modern, seperti memakai drone untuk pemupukan.
Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa kondisi ketahanan pangan di Indonesia masih baik. Di tengah krisis pangan yang melanda dunia, kata dia, Indonesia bisa bertahan dan melakukan swasembada beras.
Di tengah kondisi itu pula, Presiden Jokowi mengungkapkan, Indonesia bahkan mendapat penghargaan dari International Rice Research Institute dan dinyatakan telah swasembada pangan sejak 2019.