Soal Minyak Goreng Curah, Pengusaha Setuju Tapi Harga Tidak Naik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kebijakan pemerintah untuk menghapus minyak goreng curah di lapangan mendapat dukungan dari para pengusaha. Namun, mereka meminta agar harga yang diberikan tidak naik.

“Kalau dilihat dari segi higienis dan kebersihan sih bagus. Masyarakat tidak sembarangan mengonsumsi minyak yang tidak higienis. Kebijakan itu bagus,” ujar Koordinator Presidium Badan Pimpinan Pusat Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (BPP PISPI), Agus Ambo Djiwa.

Menurut dia, minyak goreng curah yang ada di lapangan berpotensi bisa tercampur dengan bahan-bahan yang lain. Jika tercampur, maka tidak steril dan kurang baik untuk kesehatan.

Namun demikian, harga peralihan minyak goreng curah ke minyak kemasan tidak boleh terlalu tinggi. Jika memungkinkan harganya harus sama dengan harga minyak goreng curah.

“Yang penting harganya gak naik atau jangan sampai harganya lebih mahal dari curah. Kalau kemasannya saja paling berapa harganya, apalagi ada intervensi dari pemerintah pasti harganya tidak naik,” katanya.

Meski begitu, Agus Ambo menyarankan kepada pemerintah agar menjalin komunikasi dan berkoordinasi dengan seluruh pihak yang terkait.

Tujuannya, supaya tidak ada pihak yang merasa diuntungkan maupun dirugikan dengan kebijakan penghapusan minyak curah ini.

“Supaya tidak menjadi kontroversi di masyarakat, semua pihak diajak bicara. Karena kalau minyak goreng curah dihapus maka ada pengusaha kecil tidak mendapatkan minyak curah lagi. Secara otomatis tidak punya kerjaan dan akan nganggur,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini