Soal Adu Mulut Mourinho dan Lampard di Pinggir Lapangan

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Jose Mourinho dan Frank Lampard terlibat adu mulut di pinggir lapangan saat Tottenham Hotspur melawan Chelsea di Piala Liga Inggris. Apa yang sebenarnya terjadi?

Spurs melangkah ke perempatfinal Piala Liga Inggris setelah mengalahkan Chelsea 5-4 dalam adu penalti, Rabu 30 September 2020 dini hari WIB di Tottenham Hotspur Stadium.

Kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal 2×45 menit. Tak ada babak tambahan, pertandingan langsung dilanjutkan dengan adu penalti. Dari lima penendang Chelsea, hanya Mason Mount yang gagal melakukan tugasnya.

Saat pertandingan berlangsung, ada satu momen dimana Mourinho dan Lampard adu mulut. Hal ini mirip dengan adu mulut antara Lampard dengan Jurgen Klopp musim lalu.

Lampard adalah pemain andalan Mourinho ketika menjadi pelatih Chelsea. Bahkan, Lampard merupakan topskorer sepanjang sejarah The Blues. Hubungan keduanya pun selalu baik. Mourinho mengklaim, yang terjadi di pinggir lapangan bukan masalah besar.

“Dengan Frank, hal paling penting adalah perasaan saya kepadanya dibandingkan dengan kata-kata yang terucap di pinggir lapangan. Dia selalu memberikan segalanya saat masih menjadi pemain dan saya tak pernah melupakan itu,” kata Mourinho, dikutip dari Sky Sports, Rabu 30 September 2020.

“Perasaan saya kepadanya akan selalu perasaan betapa saya berutang banyak padanya sebagai pemain luar biasa dan seorang teman. Yang saya katakan pada dia (di pinggir lapangan) hanya opini seorang pelatih tua kepada pelatih muda berbakat, yaitu pemain membutuhkan kita saat kita kalah,” ujarnya.

“Ketika mereka menang, kami (pelatih) tak perlu menjadi protagonis di pinggir lapangan. Kami harus berada di sisi pemain ketika mereka dalam kondisi kalah,” tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Bansos Harus Bermanfaat, Bukan Alat Judi Daring

Oleh : Wiliam Pratama Bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh pemerintah merupakan bentuk nyata kepeduliannegara terhadap masyarakat yang terdampak situasi ekonomi. Di tengah tekanan daya beliakibat fluktuasi harga kebutuhan pokok, bansos menjadi instrumen penting untuk menjagastabilitas sosial, membantu keluarga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sertamenjadi penguat daya tahan rumah tangga. Namun di balik niat baik itu, terdapat tantanganserius: penyalahgunaan bansos untuk praktik Judi Daring yang merusak sendi ekonomi dan moral masyarakat. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, secara tegas mengingatkan masyarakatpenerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tidak menyalahgunakan dana bantuan untukaktivitas yang kontraproduktif. Dalam kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Wapres meninjaulangsung proses penyaluran BSU yang diberikan kepada pekerja sektor informal dan buruhterdampak ekonomi. Ia menekankan bahwa bansos ini bukan untuk dibelanjakan pada kegiatan spekulatif seperti Judi Daring, tetapi harus digunakan untuk memenuhi kebutuhanpokok dan memperkuat ekonomi keluarga. Peringatan Wapres Gibran bukan tanpa dasar. Praktik Judi Daring saat ini telah menjangkitiberbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam tekanan ekonomi. Dengandalih “mencari keberuntungan,” sebagian masyarakat justru terjebak dalam pusaran hutangdan ketergantungan. Hal ini sangat ironis, karena dana yang disediakan negara sebagaipenopang hidup justru berpotensi menjadi jalan kehancuran jika tidak digunakan secara bijak. Hal senada juga ditegaskan oleh Gubernur Jawa...
- Advertisement -

Baca berita yang ini