Shin Tae-yong: Sikap Pantang Menyerah Bisa Bikin Sepak Bola Indonesia Naik Satu Level

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong terkesan dengan sikap pantang menyerah anak asuhnya saat main imbang 3-3 dengan Arab Saudi. Jika terus seperti itu, sepak bola Indonesia bisa naik satu level.

Setelah dua kali kalah lawan Bulgaria (0-3) dan Kroasia (1-7), Timnas U-19 sepertinya akan kalah telak lagi lawan Arab Saudi ketika babak pertama tertinggal 0-3. Pada akhirnya, sebelum babak pertama usai, Timnas U-19 bisa memperkecil skor melalui gol Ifan Jauhari.

Di babak kedua, Timnas U-19 menunjukkan semangat juang tinggi dan pantang menyerah. Gol kedua datang melalui Saddam Emiruddin Gaffar. Ketika laga diperkirakan berakhir dengan skor 2-3, Timnas U-19 bisa menyamakan skor di injury time berkat gol Braif Fatari.

“Babak pertama memang kita kebobolan tiga gol, tapi para pemain tidak menyerah. Mereka terus berjuang sampai menit akhir, dan akhirnya bisa mencetak tiga gol,” kata Shin Tae-yong, di YouTube PSSI.

“Kalau pemain menunjukkan sikap pantang menyerah terus seperti ini, sepakbola Indonesia akan naik satu level. Terima kasih sekali kepada para pemain, karena telah bekerja keras sampai menit akhir,” tambahnya.

“Sebenarnya babak pertama kita tidak bermain terlalu buruk, tapi karena kesalahan barisan pertahanan, kita kebobolan dua gol melalui penalti. Tapi kemauan anak-anak sangat keras. Fokus dan permainan mereka semakin baik seiring bergulirnya laga hingga akhirnya kita bisa menyamakan kedudukan,” tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini