Sempat Terombang Ambing, Kapal Pengungsi Rohingya Mendarat di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebuah kapal yang membawa puluhan pengungsi Rohingya akhirnya mendarat di sebuah pulau di Indonesia. Kapal yang mengalami kerusakan mesin itu sempat terombang ambing di Laut Andaman selama 100 hari.

Kapal tersebut berlayar pada 11 Februari dari Cox’s Bazar di Bangladesh dan membawa 90 pengungsi Rohingya. Mayoritas dari penumpang kapal adalah perempuan dan anak-anak, dengan harapan mencapai Malaysia.

Akan tetapi, mesin kapal mati empat hari setelah meninggalkan Cox’s Bazar – tempat yang menampung ratusan ribu pengungsi Muslim Rohingya yang telah melarikan diri dari Bangladesh.

“Kami telah mengetahui bahwa 81 (pengungsi) baik-baik saja, mereka mendarat di Pulau Idaman di Aceh (Indonesia),” kata Chris Lewa, direktur Proyek Arakan, sebuah kelompok yang memantau krisis Rohingya, melansir Reuters, Jumat, 4 Juni 2021.

“Mereka belum 100 persen aman di sana. Kami berharap mereka tidak akan mundur,” sambungnya.

Dari 90 orang Rohingya yang berangkat dalam perjalanan tersebut, delapan ditemukan tewas oleh Penjaga Pantai India yang telah melacak dan kemudian memperbaiki kapal tersebut pada Februari.

Pihak berwenang India menyediakan makanan dan persediaan penting bagi para penyintas tetapi menolak membiarkan mereka menginjakkan kaki di pantai. Sementara Bangladesh juga menolak masuk kembali ke 81 orang yang selamat.

Selama tiga bulan terakhir, badan bantuan internasional dan anggota keluarga dari mereka yang berada di kapal telah berulang kali mengajukan permohonan ke India, Bangladesh, Myanmar, serta Malaysia untuk informasi tentang nasib para penyintas di kapal tersebut.

Sebagai catatan, Rohingya adalah kelompok minoritas, yang sebagian besar ditolak kewarganegaraannya oleh Myanmar –sebuah negara dengan penduduk mayoritas beragama Buddha. Myanmar menganggap Rohingya imigran ilegal dari Bangladesh.

Lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya dari Myanmar tinggal di kamp-kamp yang padat di Bangladesh, termasuk puluhan ribu yang melarikan diri setelah militer Myanmar melakukan penumpasan mematikan tahun 2017.

Para pedagang manusia sering memikat pengungsi Rohingya, membujuk mereka untuk bepergian dengan kapal reyot dengan janji bekerja di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini