Selama 2021 Terdapat 600 Situs Berpotensi Radikal

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Propaganda aksi terorisme selama 2021 cukup gencar di sosial media. Apalagi di masa Pandemi Covid-19 yang membuat orang-orang hanya melakukan kegiatan di rumah dan menjadikan sosial media sebagai teman sehari-hari.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sejak Januari hingga Desember 2021, telah mencatat lebih dari 600 situs. Atau akun berpotensi radikal dengan rincian konten propaganda sebanyak 650 konten.

Sekitar 409 adalah konten umum yang merupakan konten informasi serangan. 147 konten anti NKRI. 85 konten anti Pancasila. 7 konten intoleran dan 2 konten takfiri. Selain itu, terdapat juga konten pendanaan sebanyak 40 konten. Dan konten pelatihan sebanyak 13 konten.

”Seluruh akun tersebut telah proses take-down bekerjasama dengan Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika,” kata Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar, Selasa 28 Desember 2021.

Upaya pencegahan konten propaganda terorisme secara langsung juga membantu penurunan Indeks Risiko Terorisme (IRT) Target dan Pelaku. Tahun 2021, IRT Target berada di angka 52,22 dan IRT Pelaku di angka 30,29.

Di tahun 2021 ini, terkait penanganan Foreign Terrorist Fighters (FTF), BNPT tengah melaksanakan koordinasi, validasi dan sinkronisasi data terkait dengan WNI yang terasosiasi FTF.

Selama tahun 2021, Satgas Penanggulangan FTF melakukan proses validasi bersama dengan Dirjen Imigrasi, Dirjen Bea Cukai dan Densus 88 AT Polri terhadap WNI yang berada di Zona Konflik Suriah. Sepanjang tahun 2021, Satgas Penanggulangan FTF telah melakukan validasi sebanyak 529 profil.

Adapun rekapitulasi WNI terkait FTF yang terlibat konflik di mancanegara antara lain di Suriah dan Irak sebanyak 2.127 orang, Filipina sebanyak 35 orang, dan Afghanistan sebanyak 23 orang.

Menurut Boy, Satgas Penanggulangan FTF juga telah melakukan penjemputan terhadap 13 profil WNI yang di deportasi dari berbagai negara. Sebanyak 3 profil telah pulang ke daerah asal dan 10 profil lainnya masih menjalani proses Deradikalisasi di RPTC (Rumah Pelindungan Trauma Center) Bambu Apus.

Upaya pencegahan konten propaganda terorisme secara langsung juga membantu penurunan Indeks Risiko Terorisme (IRT) Target dan Pelaku. Tahun 2021, IRT Target berada di angka 52,22 dan IRT Pelaku di angka 30,29.

Di tahun 2021 ini, Terkait penanganan Foreign Terrorist Fighters (FTF) sebagai Ketua Pelaksana Kepala BNPT saat ini bersama dengan pemangku kepentingan lainnya tengah melaksanakan koordinasi, validasi dan sinkronisasi data terkait dengan WNI yang terasosiasi FTF.

Selama tahun 2021, Satgas Penanggulangan FTF melakukan proses validasi bersama dengan Imigrasi, Bea Cukai dan Densus 88  terhadap WNI yang berada di Zona Konflik Suriah. Sepanjang tahun 2021, Satgas Penanggulangan FTF telah melakukan validasi sebanyak 529 profil.

Adapun rekapitulasi WNI terkait FTF yang terlibat konflik di mancanegara antara lain di Suriah dan Irak sebanyak 2.127 orang. Filipina sebanyak 35 orang. Dan Afghanistan sebanyak 23 orang. Satgas Penanggulangan FTF juga telah melakukan penjemputan terhadap 13 profil WNI yang di deportasi dari berbagai negara. Sebanyak 3 profil telah pulang ke daerah asal. Dan 10 profil lainnya masih menjalani proses Deradikalisasi di Rumah Pelindungan Trauma Center (RPTC) Bambu Apus.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini