Selalu Jadi Sorotan Soal Fashion, Ini Gaya Nyentrik Jokowi Kenakan Jaket Bomber G20

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang terkenal dengan gayanya yang selalu memakai produk-produk dalam negeri dan sekalian mempromosikannya.

Seperti saat tiba di Bandar Udara Mutiara SIS Al Jufrie, Kota Palu, sekitar pukul 18.20 WITA. Saat turun dari Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, yang biasanya hanya mengenakan kemeja putih.

Tetapi kali ini mantan wali kota solo itu mengenakan jaket bomber berwarna merah-putih dan dibubuhi tulisan G20 Indonesia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu disambut oleh Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura, Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Alfred Denny Tuejeh, dan Kapolda Sulawesi Tengah Irjen. Pol. Rudy Sufahriadi.

Diketahui, besok, Jumat 25 Februari 2022, Jokowi dijadwalkan meninjau kegiatan vaksinasi Covid-19 di Kota Palu dan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Selain itu, Presiden juga akan meresmikan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kabupaten Poso.

Kepala Negara itu juga diagendakan berkunjung ke Provinsi Sulawesi Utara meresmikan Jalan Tol Manado-Bitung ruas Danowudu-Bitung dan meninjau kegiatan vaksinasi Covid-19 di Kota Bitung.

Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan menuju Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M. Tonny Harjono, Komandan Paspampres Mayjen TNI Tri Budi Utomo, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini