Sejumlah Pemimpin dan Miliarder Dunia Hindari Wajib Pajak

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) melaporkan bahwa lebih dari selusin kepala negara dan pemerintahan di dunia, termasuk Raja Yordania dan Perdana Menteri Ceko, menggunakan perusahaan lepas pantai demi menghindari wajib pajak senilai jutaan USD.

Dokumen investigasi ICIJ atau yang dikenal dengan “Pandora Papers” – yang melibatkan sekitar 600 jurnalis dari puluhan media, didasarkan pada kebocoran sekitar 11,9 juta dokumen dari 14 perusahaan jasa keuangan di seluruh dunia.

“Dokumen-dokumen ini, untuk pertama kalinya, sebenarnya menunjukkan Amerika Serikat (AS) sebagai surga pajak itu sendiri,” kata Direktur ICIJ, Gerard Rye dalam klip video, mengacu pada kebocoran tahun 2016 dari firma hukum Panama dan penyedia layanan perusahaan, melansir France24, Senin, 4 Oktober 2021.

“Pandora Papers” merupakan yang terbaru dari serangkaian kebocoran dokumen keuangan massal ICIJ yang dimulai dengan LuxLeaks tahun 2014 dan diikuti oleh Panama Papers, Paradise Papers, dan FinCen.

Dokumen yang bocor mengungkapkan bahwa Raja Yordania Abdullah II menciptakan setidaknya 30 perusahaan lepas pantai di negara atau wilayah dengan perpajakan yang menguntungkan di mana ia membeli 14 properti mewah di AS dan Inggris dengan harga lebih dari 106 juta USD!

“Semua properti dibeli dengan kekayaan pribadi dan itu adalah praktik umum bagi individu terkenal untuk membeli properti melalui perusahaan lepas pantai untuk alasan privasi dan keamanan,” kata pengacara Raja Abdullah, mengutip BBC.

Sementara Perdana Menteri Ceko, Andrej Babis menempatkan dana sebesar 22 juta USD di perusahaan cangkang yang digunakan untuk membiayai pembelian Chateau Bigaud, sebuah properti besar di Mougins, Prancis selatan, menurut dokumen tersebut.

Sederet dokumen rahasia itu juga mengungkap transaksi lepas pantai dari Presiden Ukraina, Kenya, dan Ekuador, serta Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair. File-file tersebut juga merinci kegiatan keuangan miliarder Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin di samping lebih dari 100 miliarder dari AS, Turki, dan negara-negara lain.

Secara total, ICIJ menemukan hubungan antara hampir 1.000 perusahaan di surga lepas pantai dan 336 politisi tingkat tinggi dan pejabat publik, termasuk para pemimpin negara, menteri kabinet, duta besar, dan lainnya.

Maxime Vaudano, seorang jurnalis di harian Prancis, “Le Monde” – salah satu mitra media ICIJ, mengatakan temuan besar dari Pandora Papers adalah jumlah politisi yang disebutkan dalam dokumen.

“Ini lebih dari dua kali lipat dari Panama Papers. Temuan besar lainnya adalah fakta bahwa ada surga pajak baru yang tidak banyak kita ketahui sebelumnya, termasuk di AS,” kata Vaudano.

“Misalnya, South Dakota muncul sebagai surga pajak yang besar dan telah mengambil alih ketika surga pajak lainnya seperti Bermuda atau Bahama dipaksa untuk direformasi,” sambungnya.

Di sebagian besar negara, ICIJ menekankan, memiliki aset di luar negeri atau menggunakan perusahaan cangkang untuk melakukan bisnis lintas batas negara bukanlah ilegal.

Akan tetapi, membeberkan hal ini sukses mempermalukan para pemimpin yang mungkin telah berkampanye secara terbuka melawan korupsi atau menganjurkan langkah-langkah penghematan di dalam negeri.

Di Prancis, mantan kepala Dana Moneter Internasional, Dominique Strauss-Kahn, tampaknya menyalurkan beberapa juta USD untuk biaya konsultasi ke perusahaan Maroko yang bebas pajak.

Di antara pengungkapan lain dari investigasi ICIJ:

• Keluarga dan rekan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev diduga diam-diam terlibat dalam transaksi properti di Inggris senilai ratusan juta.

• Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta dan enam anggota keluarganya diduga memiliki jaringan perusahaan lepas pantai secara diam-diam.

• Anggota lingkaran dalam Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, termasuk menteri kabinet dan keluarga mereka, dikatakan secara diam-diam memiliki perusahaan dan perwalian yang memegang jutaan USD.

• Presiden Rusia Vladimir Putin tidak disebutkan secara langsung dalam file tersebut, tetapi ia dihubungkan melalui rekanan ke aset rahasia di Monako.

Dokumen di balik penyelidikan terbaru diambil dari perusahaan jasa keuangan di negara-negara termasuk Kepulauan Virgin Britania Raya, Panama, Belize, Siprus, Uni Emirat Arab, Singapura, serta Swiss.

Selain politisi, tokoh masyarakat yang diekspos termasuk penyanyi Kolombia Shakira, supermodel Jerman Claudia Schiffer, dan legenda kriket India Sachin Tendulkar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini