Segera Pakai Masker! Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Tidak Sehat

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Kualitas udara Ibu Kota Jakarta pada Minggu pagi, 4 Agustus 2019 berstatus tidak sehat. Bahkan berdasarkan situs AirVisual.com, Jakarta menempati posisi kedua sebagai kota yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia.

Untuk US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 152 atau setara parameter PM2.5 dengan konsentrasi polutan 57.5 µg/m³.

(BACA JUGA: Kualitas udara Jakarta Terburuk di Dunia)

Sementara posisi pertama untuk kualitas udara terburuk di dunia diisi oleh Dubai, Uni Emirat Arab.Indeks kualitas udara kota tersebut yakni 158 dengan status udara tidak sehat setara dengan parameter PM 2.5 69.5 µg/m³.

Menyusul Kolkata di India dan Lahore di Pakistan secara berturut-turut menempati posisi ketiga dan keempat untuk kualitas udara terburuk di dunia dengan status tidak sehat untuk kelompok sensitif dengan AQI 149 dan 134.

Terakhir untuk kualitas udara terburuk di dunia pada posisi kelima diisi oleh Astana di Kazakhstan dengan nilai indeks kualitas udara 122 atau setara PM2.5 dengan konsentrasi polutan 41 µg/m³.

Atas kondisi tersebut, AirVisual.com menyarankan bagi masyarakat yang akan melakukan pekerjaan di luar ruangan untuk menggunakan masker atau penutup wajah. Tujuannya agar tidak terpapar secara langsung oleh kualitas udara buruk di ibu kota.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor dan tidak membuka ventilasi udara secara langsung.

Kualitas udara yang buruk di ibu kota menjadi sorotan masyarakat. Hingga berujung pada tuntutan oleh 32 orang baik organisasi dan individu kepada tujuh lembaga pemerintah.

Kelompok ini menganggap para tergugat telah abai terhadap hak warga negara untuk menghirup udara yang sehat dan berkualitas baik di Ibu Kota Jakarta.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini