JAWA TENGAH – Pasangan calon (paslon) Bupati Kudus nomor urut 02 Hartopo-Mawahib melaporkan calon Bupati Kudus nomor urut 01 Sam’ani Aritokris ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait dugaan pelanggaran kampanye Pilkada 2024 Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Pihak Hartopo-Mawahib melaporkan video saat Sam’ani mencoba kuliner pedagang kaki lima (PKL) di Alun-alun Simpang 7 Kudus, yang saat itu bertepatan dengan acara yang didanai bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Usai melihat video yang beredar di Instagram, Pengamat Politik Herry Mendrofa menilai jika apa yang dilakukan Sam’ani tidak melanggar aturan. Ia berpendapat bahwa Sam’ani tidak membawa atau memasang atribut kampanye serta tidak melakukan pertemuan secara khusus.
“Saya rasa paslon 01 tidak melanggar aturan kampanye ya. Dalam konteks kampanye, mekanismenya kan bermacam macam ada pertemuan, dialog dan termasuk pemasangan atribut,” kata Herry dalam keterangannya pada Kamis 10 Oktober 2024.
“Artinya ini kan pilihan saja (bagi masyarakat mendatangi Sam’ani-Bellinda). Jika hanya menggunakan mekanisme dialogis tidak ada masalah,” lanjutnya.
Justru menurutnya, apa yang dilakukan oleh paslon Sam’ani-Bellinda harus diapresiasi, karena dengan halus tidak serta merta melakukan kampanye yaitu membawa atribut dalam pertemuan secara khusus.
“Sam’ani juga terlihat seperti sedang makan malam di PKL, dan hanya berdialog serta tidak memasang atribut kampanye adalah sah dan tidak melanggar,” katanya.
Di samping itu, Herry menilai bahwa saling lapor-melapor dalam kompetensi politik seperti Pilkada 2024 merupakan hal yang wajar.
“Mungkin saja dijadikan gimmick politik saja. Melihat juga apakah ini akan mempengaruhi keterpilihan atau tidak,” lanjutnya.
“Yang pasti mekanismenya akan diuji di Bawaslu. Dan semua paslon harus menghormati proses yang ada,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala menilai bahwa yang dilakukan oleh Sam’ani sebagai cara yang cerdas memperkenalkan diri ke masyarakat tanpa melanggar aturan kampanye.
“Posisi para calon ini berkompetisi dengan cara yang baik dan memang tidak memperlihatkan cara-cara yang vulgar atau melawan hukum,” kata Kamilov.
Kamilov melihat jika momentum kunjungan ke para Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar Alun-Alun Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dan menanyakan tentang HUT PKL yang jatuh pada setiap tanggal 5 Januari, momen itu juga dimanfaatkan Sam’ani-Bellinda untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat sambil mencoba makanan yang dijajakan Pedagang Kaki Lima di seputar Alun-Alun.
“Kan dulu HUT PKL ini idenya dia dan ditandai setiap tanggal 5 Januari, jadi beliau melihat ada perkembangan tidak yaa UKM di sana, dia jalan-jalan lah ke sana kebetulan momentumnya saat itu adalah lagi ada Pilkada,” katanya.
Sekedar informasi, dalam video yang diunggah, Sam’ani mengatakan bahwa HUT PKL Kudus dicetuskan oleh dirinya, ketika menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Perdagangan Kudus.
Sehingga menurutnya, kecerdikan paslon Sam’ani-Bellinda melihat situasi dan kondisi untuk senantiasa mendengarkan aspirasi masyarakatnya memang perlu dilakukan dalam kompetisi menjadi kepala daerah.
“Dengan cara-cara yang sangat menarik, untuk kebutuhan informasi kepada siapapun. Nah, calon ini saya perhatikan ingin memperkenalkan diri dan menangkap aspirasi masyarakat tapi dengan tidak melanggar aturan,” kata dia.
Kamilov pun menilai jika apa yang dilakukan oleh Sam’ani-Bellinda merupakan hal yang wajar saja. Seharusnya, kata dia, paslon lain dengan iklim kompetisi politik yang terjadi saat ini, bisa melakukan hal yang sama.
“Jadi kalau ini mau sama-sama mencari peluang-peluang yang baik, para pihak harus bisa saling memperhatikan, kira-kira apalagi ya yang bisa dikelola untuk dijadikan ajang untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat,” kata dia.
Ia pun mencontohkan beberapa momen dalam pilkada sebelumnya,
bahkan ada momen beberapa calon mendatangi atau berkunjung ke pernikahan warga hingga sunatan massal.
“Menurut saya ini hanya masalah kecerdikan calon dan tim suksesnya yang cerdas mengambil peluang. Kalau yang baperan ya mungkin belum matang saja berkompetisi dalam bidang politik,” ujarnya.