MATA INDONESIA, JAKARTA – Salah satu pemimpin demonstrasi di Thailand, Patsaravalee “Mind” Tanakitvibulpon dibebaskan pada Kamis, 22 Oktober 2020 waktu setempat. Patsaravalee ditangkap atas tuduhan menentang status darurat yang diberlakukan pekan lalu.
Melansir Reuters, Kamis, 22 Oktober 2020, Patsaravalee mengatakan kepada wartawan setelah dibebaskan, pengadilan menganggap dakwaan itu tidak serius dan dia masih perlu menghadiri kelas dan ujian. Sehingga ia diberikan jaminan tanpa syarat apapun.
Sebagaimana diketahui, belum lama ini pemerintah Thailand mengumumkan status darurat. Langkah ini diambil guna membendung gelombang protes massa pro demokrasi.
Pemerintah Thailand juga tidak memberikan izin warganya yang ingin mengadakan pertemuan lebih dari empat orang. Dalam sebuah siaran televisi, tindakan tersebut dilakukan demi menjaga perdamaian dan ketertiban dalam negeri Thailand.
Sejumlah massa melakukan demonstrasi menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengundurkan diri. Para pendemo juga meminta reformasi pada kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn.
Unjuk rasa yang telah berlangsung selama kurang lebih tiga bulan itu pun pecah. Para pendemo yang berkumpul di depan kantor Perdana Menteri Thailand terlibat bentrok dengan kelompok loyalis kerajaan. Akibatnya, polisi pun menangkap sejumlah aktivis dan beberapa yang diduga sebagai pemimpin kunci protes.