MATA INDONESIA, JAKARTA-Nilai tukar rupiah sampai saat ini terus mengalami tekanan di tengah situasi pandemi corona. Untuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Bank Indonesia (BI) fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“Saya minta BI fokus terus jaga stabilitas nilai tukar rupiah, jaga inflasi, dan mempercepat penggunaan rekening rupiah di dalam negeri,” kata Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference dari Istana Bogor Jawa Barat, Jumat 20 Maret 2020.
Dia juga meminta BI berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan untuk memastikan ketersediaan likuiditas dalam negeri. Selain itu, BI juga diminta meningkatkan mitigasi risiko di tengah pandemi corona.
“Kemudian memantau setiap saat terhadap sistem keuangan dan mitigasi keuangan sekomprehensif, sedetail mungkin,” katanya.
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah pada perdagangan Jumat akhir pekan ini. Rupiah sudah tembus ke level psikologisnya yaitu Rp 16.000 per USD.
Mengutip Bloomberg, Jumat 20 (20/3), rupiah dibuka di angka Rp 15.950 per USD, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di angka Rp 15.912 per USD. Pada pukul 10.20 WIB, rupiah terus tertekan sentuh Rp 16.037 per USD.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 15.950 per USD hingga Rp 16.037 per USD. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 15,66 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka Rp 16.273 per USD, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka Rp 15.712 per USD.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, depresiasi nilai tukar yang sedang dialami Indonesia saat ini juga dialami negara lain bahkan pasar global secara keseluruhan.
Penyebabnya tak jauh-jauh dari sentimen terhadap penyebaran virus Corona. Perry menyatakan, investor global sedang mengalami ketidakpastian yang sangat tinggi. Hal ini yang juga mempengaruhi rupiah.