Rumah Subsidi Dorong Perputaran Ekonomi di Wilayah Baru

Baca Juga

Mata Indonesia, Jakarta – Pemerintah mencatat lonjakan signifikan dalam program rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dengan peningkatan kuota dari 250 ribu unit menjadi 350 ribu unit pada tahun 2025.

Kebijakan ini tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan hunian, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi di wilayah-wilayah baru yang menjadi lokasi pembangunan.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menyatakan bahwa pembangunan rumah subsidi memiliki dampak langsung terhadap lapangan kerja.

“Pembangunan satu rumah subsidi membutuhkan lima orang pekerja. Artinya, 350 ribu unit rumah yang dibangun tahun ini akan menyerap sekitar 1,65 juta tenaga kerja,” ujarnya.

Maruarar menambahkan, kehadiran para pekerja di lokasi proyek turut menggerakkan ekonomi mikro.

“Di sekitar kawasan pembangunan, muncul berbagai usaha kecil seperti warung makan, jasa logistik, dan penyedia kebutuhan harian. Ekosistem ini tumbuh karena ada aktivitas konstruksi yang berjalan,” kata dia.

Menurut Maruarar, pembangunan massal ini juga memberi dorongan pada sektor logistik dan pasokan bahan bangunan.

“Permintaan akan semen, keramik, baja ringan, dan layanan transportasi barang meningkat tajam. Dengan begitu, ekonomi ini bergerak, tidak hanya di sektor perumahan tapi juga industri pendukungnya,” jelasnya.

Untuk menopang peningkatan kuota tersebut, pemerintah mengalokasikan dana FLPP sebesar Rp43 triliun pada 2025 angka tertinggi sepanjang sejarah program.

Skema pembiayaan ini terdiri dari kombinasi 75% dana pemerintah dan 25% dana bank, dengan dukungan dari Sarana Multigriya Finansial (SMF) serta penyertaan modal negara sebesar Rp7,02 triliun.

Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, menyampaikan bahwa hingga 31 Mei 2025, realisasi dana FLPP telah mencapai Rp12,59 triliun.

“Anggaran ini mendukung pembangunan 101.707 unit rumah di 379 kabupaten/kota, meningkat dari 88.482 unit pada bulan sebelumnya,” katanya.

Thomas menjelaskan bahwa alokasi FLPP tahun ini sebenarnya ditargetkan untuk 220.000 unit rumah senilai Rp18,77 triliun. Namun, pemerintah sedang menyiapkan tambahan anggaran untuk mendukung target program tiga juta rumah.

“Sebanyak Rp11,5 triliun dari total alokasi telah dicairkan ke BP Tapera,” ujar dia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa akselerasi program FLPP merupakan bagian dari prioritas Presiden Prabowo Subianto.

“Presiden terus meminta jajaran menteri mempercepat program-program strategis, termasuk peningkatan target FLPP. Tujuannya jelas: menciptakan efek pengganda bagi perekonomian nasional,” tegasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hilirisasi Buka Lapangan Pekerjaan dan Arah Ekonomi

Oleh: Winna Nartya *) Dalam perdebatan publik, hilirisasi kerap direduksi menjadi larangan ekspor bahan mentahatau pembangunan smelter. Padahal, substansi kebijakan ini jauh melampaui industri berat. Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menekankan bahwa hilirisasiadalah soal penciptaan nilai tambah yang berkelanjutan, kemandirian ekonomi, danpembukaan lapangan kerja, serta penentuan arah masa depan bangsa. Ia melihat, daripengalamannya di dunia usaha dan kini di ranah kebijakan, bahwa hilirisasi hanya akanbertahan bila ekosistem investasinya sehat dan ada keberpihakan pada pelaku lokal. Karenaitu, ia menilai sekadar mendirikan pabrik tidak cukup; pertanyaan kuncinya adalah siapa yang menikmati nilai tambahnya dan bagaimana rantai pasoknya melibatkan anak bangsa secaraaktif. Dalam pandangannya, hilirisasi mesti membuka pekerjaan lokal, mengikutsertakan UKM, dan menaikkan kelas pengusaha Indonesia melalui kemitraan yang nyata. Di ranah kebijakan, Sona Maesana menjelaskan pemerintah mendorong integrasi antarapelaku lokal dan asing, memberi insentif bagi investor yang membina industri lokal, sertamenata regulasi yang transparan agar tumpang tindih perizinan berkurang. Ia juga menilaikecepatan dan kepastian perizinan lebih penting daripada angka komitmen investasi di ataskertas, karena tanpa eksekusi yang jelas, angka hanyalah janji. Sebagai jembatan antarabahasa investor dan bahasa pemerintah, ia mendorong cara pandang baru: bukan sekadar“menjual proyek”, melainkan menumbuhkan kepercayaan jangka panjang. Ia pun mengingatkan bahwa hilirisasi tidak berhenti pada mineral dan logam; sektor digital, pertanian, farmasi, hingga ekonomi kreatif perlu masuk orbit hilirisasi melalui keterhubunganstartup kesehatan dengan BUMN farmasi, petani dengan pembeli industri lewat platform lokal, serta skema yang mengkomersialisasikan inovasi kampus.  Di tingkat kelembagaan, peta jalan hilirisasi diperkuat oleh kolaborasi antarpemerintah, industri, dan kampus. Himpunan Kawasan Industri (HKI) menandatangani nota kesepahamandengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang disaksikan Presiden Prabowo Subianto. Ketua Umum HKI, Akhmad Ma’ruf Maulana, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan perwujudan AstaCita untuk mendorong kemandirian ekonomi, memperkuat keberlanjutan, dan mempercepatinovasi teknologi sebagai pilar pertumbuhan. Ia menegaskan peran HKI sebagai penghubungsektor industri, pendidikan, dan pemerintah untuk melahirkan daya saing berbasispengetahuan dan inovasi. Ruang lingkupnya meliputi penyelarasan kurikulum dengankebutuhan industri, kolaborasi riset untuk mempercepat hilirisasi dan menarik investasi, sertapeningkatan daya saing melalui pembentukan SDM industri yang unggul. Contoh konkret hilirisasi yang langsung menyentuh pasar tenaga kerja tampak di Aceh. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, menyerukan penghentianekspor karet mentah karena pabrik pengolahan di Aceh Barat, yaitu PT Potensi Bumi Sakti, siap beroperasi menampung seluruh produksi lokal. Ia menilai pengolahan di dalam daerahpenting untuk mendorong hilirisasi, membuka lapangan kerja, dan menaikkan kesejahteraan. Pabrik yang berdiri di lahan 25 hektare itu memiliki kemampuan mengolah 2.500 ton karetkering per bulan, dan pemerintah daerah menilai stabilitas serta keamanan investasi harusdijaga agar manfaatnya langsung dirasakan rakyat Aceh. Di klaster pangan–petrokimia, hilirisasi juga dikuatkan melalui kemitraan strategis. DirekturUtama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa perusahaanmemperluas kerja sama dengan Petronas Chemicals Group Berhad untuk memperkuatketahanan pangan regional sekaligus mendorong hilirisasi pupuk dan petrokimia di Indonesia. Kolaborasi ini mencakup penjajakan sinergi pasokan urea dan amonia, transfer pengetahuan teknis dan operasional, serta penguatan tata kelola Kesehatan, Keselamatan, danLingkungan (Health, Safety, and Environment/HSE).  Jika ditautkan, tiga simpul di atas, yakni kebijakan investasi yang berpihak pada pelaku lokal, penguatan link–match kampus–industri, dan proyek pengolahan komoditas serta petrokimia, menggambarkan logika hilirisasi yang lengkap. Lapangan kerja tidak hanya muncul di pabrikutama, melainkan juga pada efek pengganda: logistik bahan baku, jasa pemeliharaan mesin, kemasan, transportasi, layanan digital rantai pasok, hingga jasa keuangan dan asuransi. Dengan kurikulum yang diselaraskan, talenta lokal tidak sekadar menjadi tenaga operasional, melainkan juga teknisi, analis proses, dan manajer rantai pasok....
- Advertisement -

Baca berita yang ini