MATA INDONESIA, JAKARTA-Restorasi atau revitalisasi cagar budaya di Indonesia yang dianggap bakal memicu gairah pariwisata dan menghidupkan sektor ekonomi daerah. Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPD AA LaNyalla Mattalitti.
“Salah satunya adalah penataan Benteng Van Den Bosch di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang sampai saat ini progresnya sudah mencapai sekitar 60 persen,” katanya.
Ia mengatakan program revitalisasi cagar budaya menjadi langkah awal untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik atau mancanegara. Dengan hal itu sektor pariwisata bergerak yang kemudian memacu sektor lainnya terutama menumbuhkan perekonomian masyarakat lokal.
Ia mengharapkan agar revitalisasi tidak hanya dilakukan pada benteng peninggalan Belanda saja, tetapi juga pada bangunan kerajaan dan keraton nusantara yang sebagian besar kondisinya memprihatinkan.
Revitalisasi Benteng Van Den Bosch yang biasa disebut Benteng Pendem itu masuk dalam turunan proyek strategis nasional. Targetnya, tempat tersebut menjadi salah satu destinasi wisata berskala nasional dan internasional.
“Saya sepakat dengan pemerintah yang melihat adanya potensi besar pada salah satu aset negara itu. Makanya penataan dan pengembangan yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) harus didukung,” katanya.
Menurut La Nyalla, revitalisasi budaya harus disesuaikan dengan fungsi kota sehingga akan menjadi daya tarik pada sektor wisata. Konsep revitalisasi diarahkan untuk pelestarian benda-benda bersejarah peninggalan masa lalu, kemudian dimanfaatkan untuk destinasi wisata dengan tetap memperhatikan keselarasan lingkungan dan kearifan lokal.
Pemugaran kawasan Benteng Pendem Ngawi seluas kurang lebih 42.181 meter persegi (m2) ditargetkan selesai pada Januari 2023. Anggaran bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2020-2023 (multiyears contract) dengan nilai kontrak Rp113,7 miliar.
Upaya restorasi ini dilakukan terhadap 13 bangunan, antara lain barak tentara, mess perwira, dapur umum, kediaman dan kantor jenderal, baston, dan gerbang. Juga, akan dilakukan penataan kawasan dengan membangun jalan/akses, drainase, pedestrian, jembatan, dan lanskap. Selain itu, dibangun pula fasilitas tambahan seperti deep wheel, power house, toilet, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dan sarana prasarana air bersih.
“Saya minta, setelah selesai penataan, Pemkab Ngawi dan Provinsi Jawa Timur aktif menjaga dan memelihara bangunan cagar budaya sehingga dampak ekonominya berkelanjutan,” katanya.