Ratu Elizabeth II Meninggal, ‘Operation London Bridge’ Segera Dimulai

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Kode ‘London Bridge is Down’ muncul menyusul kabar meninggalnya Ratu Elizabeth II. Setelah ini, ‘Operation London Bridge’ akan segera dimulai.

‘London Bridge is Down’ adalah kode untuk menyatakan Ratu Elizabeth meninggal dunia ke seluruh dunia. Kode ini disusun sejak era 60-an. Setelah kode itu diluncurkan, maka giliran protokol ‘Operation London Bridge’ dimulai.

Saat Ratu meninggal, kode ‘London Bridge is Down’ disampaikan secara rahasia pihak Istana Buckingham ke Perdana Menteri Inggris dan staf penting lainnya.

‘Operation London Bridge’ adalah protokol yang mengatur beberapa hal atau kegiatan pasca-meninggalnya Ratu Elizabeth, seperti serangkaian acara keluarga kerajaan hingga detail terkait pemakaman.

‘Operation London Bridge’ dimulai dari peran Sekretaris pribadi Sir Edward Young yang ditugaskan untuk menyampaikan pesan kematian Ratu Elizabeth kepada perdana menteri.

Selanjutnya, Kementerian Luar Negeri bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan tersebut kepada para pemimpin Persemakmuran, sebuah organisasi yang sebagian besar terdiri dari bekas koloni Kerajaan Inggris.

Setelah itu, BBC akan memutar lagu kebangsaan tak lama setelah pengumuman kematian Ratu Elizabeth II serta menunjukkan foto sang ratu yang diikuti dengan gambar lambang kerajaan di layar hitam dengan kata-kata “Ratu Elizabeth II.”

Bendera di Istana Buckingham diturunkan menjadi setengah tiang. Dalam tradisi pengumuman kerajaan selama beberapa dekade, sebuah pemberitahuan ditempatkan pada tanda di gerbang kediaman resmi raja, Istana Buckingham. Ruang berita televisi telah dipersiapkan dengan baik. Pakaian berkabung dan liputan yang mencerminkan kehidupan ratu juga sudah disiapkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini