MATA INDONESIA, JAKARTA – Komoditas daging rajungan masih menjadi primadona dan unggulan ekspor Jawa Tengah (Jateng) sepanjang 2020, meski di tengah pandemi Covid19.
Negara tujuan dari ekspor rajungan di antaranya Amerika Serikat, Hong Kong, Cina, Malaysia, Jepang, Singapura, Perancis, serta Inggris. Untuk Cina, Negeri Tirai Bambu itu lebih menyukai ekspor rajungan dalam kondisi hidup.
Berbeda dengan Cina, Jepang dan sejumlah negara lainnya lebih banyak membeli produk rajungan yang diolah atau diawetkan tidak dalam kemasan kedap udara.
Ketua Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) Kuncoro Catur Nugroho kepada Mata Indonesia News, mengatakan bahwa potensi dalam laut Indonesia begitu besar. Namun, APRI menyarankan untuk bijak dalam memanfaatkan kekayaan laut Indonesia.
“Potensi perikanan Indonesia begitulah besar. Namun, apabila kita tidak dapat mengelolanya dengan baik kekayaan perikanan Indonesia akan habis,” ujarnya.
Salah satu komoditas bernilai tinggi ini juga harus dijaga agar tidak over eksploitasi. Fishery Improvement Program untuk perikanan rajungan yang berkelanjutan.
Sebagai catatan, Fishery Improvement Program (FIP) bertujuan memperbaiki sektor perikanan ke arah praktek yang bertanggung jawab. Dengan demikian, perbaikan FIP saat ini difokuskan terlebih dahulu ke alat tangkap pole & line dan handline.