MATA INDONESIA, JAKARTA – Kurangnya partisipasi penyandang disabilitas sebagai warga negara pada pemilu dikhawatirkan menimbulkan resiko menjadi pemuda disabilitas yang apatis dalam pembangunan negara yang demokratis.
Dengan demikian, Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) berkolaborasi bersama International Foundation Election System (IFES) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang didanai oleh Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) melaksanakan program Engage Training (Engaging a New Generation for Accesible Governance & Elections).
Program Engage Training menyasar pemuda disabilitas sebagai calon pemimpin dan pemilih di Indonesia. Program ini diusulkan untuk menjawab beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pemuda disabilitas yang pada umumnya memiliki keterbatasan pengetahuan, akses dan seringkali mengalami berbagai praktik diskriminasi dalam menjalankan dan memperoleh hak politiknya.
Engage Training dilaksanakan sejak bulan November 2021 sampai dengan bulan Agustus 2022. Peserta yang mengikuti program ini sebanyak 22 mahasiswa dari berbagai universitas di Jabodetabek.
Rangkaian kegiatan program yang dilakukan yaitu mulai dari pembukaan program, pembekalan fasilitator, pelatihan peserta, projek komunitas yang bekerja sama dengan KPU DKI Jakarta dan Bawaslu RI dilanjutkan magang peserta di KPU DKI Jakarta dan Bawaslu RI serta penutup program.
“Engage Training yang telah saya ikuti sangat memberikan dampak yang positif. Saya mendapatkan pengetahuan baru terutama tentang politik dan kepemimpinan,” ujar salah satu peserta Engage Training, Alfrida Hermawati.
Selama berjalannya proses tentunya dibutuhkan tim yang saling bekerja sama demi tercapainya sebuah tujuan. Dalam hal ini, tidak terlepas dari hambatan atau masalah yang mungkin akan dihadapi.
Salah satu hambatannya yaitu terbenturnya jadwal pelaksanaan program dengan kegiatan peserta di kampus seperti ujian. Kemudian menjadi perhatian dari pihak penyelenggara agar mengatur waktu yang sesuai sehingga peserta tetap dapat mengikuti program dan mengikuti kegiatan kampus.
“Semoga program Engage Training bisa dilaksanakan di seluruh Indonesia untuk memberikan pendidikan politik bagi pemuda disabilitas,” kata Project Manager Engage Training, Fajri Hidayatullah.