Program Baru Cina, Tingkatkan Angka Kelahiran

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Cina memiliki program baru, yakni meningkatkan angka kelahiran dan mengatasi naiknya angka populasi lansia. Rencana ini akan menjadi kebijakan baru dalam lima tahun ke depan (2021-2025).

Demi mensukseskan program baru ini, pemerintah Cina akan menawarkan dukungan keuangan dan kebijakan yang ekstensif, sehingga mendorong pasangan di Negeri Tirai Bambu memiliki lebih banyak anak.

“Kebijakan kependudukan yang lebih inklusif akan diperkenalkan untuk meningkatkan kesuburan, kualitas sumber daya manusia, dan struktur populasi,” kata Wakil Presiden Asosiasi Penduduk Cina, Yuan Xin, melansir English Al Arabiya, Senin, 23 November 2020.

Tahun 1978, Cina memperkenalkan kebijakan yang kontroversial, yakni kebijakan satu anak. Kebijakan ini diterapkan sebagai upaya untuk mengurangi angka kemiskinan dan mengembangkan ekonomi Cina yang dirusak oleh pertumbuhan penduduk yang cepat, terutama di wilayah pedesaan.

Akan tetapi tahun 2016, Cina yang merupakan negara terpadat di dunia itu, mulai melonggarkan pembatasan dan mengizinkan pasangan untuk memiliki dua anak dalam upaya mengatasi peningkatan jumlah lansia serta berkurangnya angkatan kerja.

Sebagai catatan, jumlah penduduk berusia 60 tahun atau lebih mencapai angka 254 juta pada akhir tahun lalu. Terhitung 18,1% dari jumlah populasi Cina. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 300 juta tahun 2025 dan 400 juta tahun 2035.

Para ahli demografi mengatakan, fakta di atas memberi tekanan besar pada kesehatan negara dan sistem perawatan nasional. Mereka juga memperkirakan, dengan tren saat ini, jumlah penduduk usia kerja dapat menurun hingga 200 juta pada tahun 2050.

“Untuk secara proaktif mengatasi populasi yang menua, langkah-langkah mendesak diperlukan untuk mereformasi kebikjakan keluarga berencana negara kami dan membebaskan kesubuan,” kata seorang ahli di Akademi Ilmu Sosial Cina, Zheng Bingwen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini