Produk Mebel Indonesia Jadi Buruan Warga Amerika Serikat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kabar baik bagi para pengusaha mebel di Indonesia. Negara-negara maju di dunia, khususnya Amerika Serikat (AS) tengah memburu produk mebel tanah air.

Wakil Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan peningkatan order sudah pelaku usaha rasakan sejak September 2020 terutama dari Negara Paman Sam sebagai korelasi dari perang dagang di samping Covid-19 yang masih berjalan.

“Sekarang produk Cina lebih sulit masuk jadi ada ruang yang kita ambil. Artinya ada kesempatan baik karena permintaan dari AS terus meningkat dibanding negara lain,” katanya beberapa waktu lalu.

Kendati begitu, Sobur mengemukakan kinerja penjualan tahun ini tidak akan lebih tinggi dari tahun lalu atau kondisi normal sebelum Covid-19 menyerang.

Adapun Himki menargetkan nilai ekspor furnitur ke Negeri Paman Sam bisa naik 71,4 persen-114,28 persen menjadi 1,2-1,5 miliar US dolar pada 2025.

Tahun lalu, ekspor furnitur ke Amerika Serikat berkontribusi sekitar 38,8 persen atau 700 US dolar juta dari total nilai ekspor furnitur nasional.

Sisi lain, dengan disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja, Sobur berharap pemerintah dapat memberikan kesempatan yang lebih besar pada produk lokal dalam kaitannya bersaing dengan produk impor.

Adapun dari sisi bahan baku, TKDN industri saat ini sudah mencapai 85 persen mengingat banyak bahan yang memang sudah tersedia di dalam negeri seperti kayu, rotan, dan sejenisnya. Alhasil, ketika industri lain mengalami kesulitan produksi akibat bahan baku yang sulit industri mebel relatif masih dapat lebih berjalan.

Senada diungkapkan oleh Mendag Muhammad Lutfi. Menurutnya bahwa industri mebel tahun ini memiliki prospek cerah. “Produk industri mebel atau furniture mempunyai prospek baik untuk dikembangkan,” ujarnya.

Ada dua faktor utama yang mendukung hal itu, pertama, selama pandemi Covid-19 berlangsung banyak konsumen di negeri Paman Sam yang doyan untuk mengganti furniture. Menyusul lebih banyaknya waktu yang dihabiskan di rumah dibandingkan di luar rumah.

“Karena memang tadinya banyak orang yang work from office, sekarang work from home. Karena begitu mereka ingin memperbarui furniture,” katanya.

Kedua, berkurangnya pemain utama industri mebel di Pasar AS. Kepastian ini didapat setelah Vietnam selaku pesaing utama Indonesia tengah mendapatkan sanksi oleh pemerintah AS karena diduga kayunya yang digunakan illegal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini