Popularitas Pimpinan KST Papua Meredup karena Kehilangan Pendukung

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Popularitas pimpinan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua di Nduga, Egianus Kogoya tampaknya tidak lagi seperti dahulu. Padahal Egianus dikenal sebagai sosok yang gencar melakukan teror di Kabupaten Nduga. Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai hal tersebut merupakan dampak dari sosok Egianus yang mulai ditinggalkan oleh pendukungnya.

“Meredupnya eksistensi EK diperkirakan karena dua hal, pertama karena tekanan aparat keamanan terhadap kelompoknya dan kedua karena memang pendukungnya mulai berkurang,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Selasa 11 Januari 2022.

Kapolres Nduga AKBP I Komang Budiartha menegaskan jika redupnya eksistensi Egianus tetap harus diwaspadai. Mengingat, tidak menutup kemungkinan jika situasi berubah popularitas Egianus kembali meningkat.

Pihaknya mengaku akan tetap konsisten dalam pengawasan serta membangun koordinasi dengan satgas yang ada.

“Kami terus bangun komunikasi dengan rekan-rekan di Nduga, termasuk para tokoh yang ada,” katanya.

Diketahui bahwa Egianus Kogoya mulai mencuri perhatian publik pada pertengahan tahun 2018. Hal ini disebabkan karena kelompoknya telah membunuh 19 pekerja jalan Trans Papua dari PT Istaka Karya.

Setelah peristiwa tersebut, hingga tahun 2020 Egianus Kogoya dan kelompoknya terus melakukan penyerangan terhadap warga sipil dan aparat gabungan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini