PM Korsel Memperingatkan Gelombang Baru Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun meminta warganya untuk menghindari pertemuan sosial. Ia juga memperingatkan bahwa tindakan yang lebih keras mungkin diperlukan jika gelombang baru infeksi virus corona tidak segera diatasi.

PM Korsel juga menyerukan agar semua pertemuan sosial yang telah direncanakan dalam menyambut malam pergantian tahun untuk dibatalkan, para pekerja untuk bekerja dari rumah, dan orang-orang yang berusia senja atau di atas 60 tahun tetap tinggal di rumah.

“Jika tidak menghentikan laju penyebaran ini sekarang, maka kehidupan sehari-hari kita di mana setidaknya bisa bernafas dengan bebas akan kembali dibatasi,” kata PM Korea Selatan, Chung Sye-kyun, melansir Reuters, Jumat, 20 November 2020.

Pada Selasa (17/11) malam waktu setempat, Korea Selatan resmi memberlakukan aturan ketat, seperti larangan pertemuan publik yang terdiri dari 100 orang, membatasi layanan keagamaan, penonton acara olahraga hanya diperbolehkan hingga kapasitas 30%, dan mewajibkan fasilitas umum, seperti bar dan tempat karaoke memperluas jarak di antara para tamu.

Gelombang ketiga sedang berlangsung dengan 363 kasus baru dikonfirmasi pada Kamis (19/11). Korea Selatan yang menjadi salah satu kisah sukses mitigasi virus corona di dunia –setelah menangani pandemi virus corona besar di luar Cina, melaporkan total 30,017 kasus infeksi virus corona dan 501 kematian.

“Kami yakin gelombang ketiga infeksi virus corona sedang berlangsung… di wilayah ibukota,” kata pejabat Kementerian Kesehatan Yoon Tae-ho dalam sebuah pengarahan.

Yoon menambahkan, jumlah pasien terinfeksi virus corona yang sakit parah meningkat tajam dan mencapai 84 pasien pada Jumat, membebani sumber daya unit perawatan intensif.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini