Pilpres 2024, PAN Pede Usung Kader Internal

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ribut-ribut soal calon presiden 2024 mendatang, Partai Amanat Nasional (PAN) masih pede untuk mengusung calon dari kalangan internal.

Peluang tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno, dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (8/5/2021).

Meski begitu, Eddy mengaku jika PAN tetap realistis dalam melihat realitas yang ada, terkait pencalonan tersebut. ”Apakah PAN akan mengusung kadernya pada 2024? Tentu kami tidak mau menutup pintu untuk itu. Tentu kami siapkan kader terbaik, tapi kami tetap akan realistis,” ujar Eddy.

Setiap partai, lanjut Eddy, bisa mengusung kadernya sendiri menjadi capres adalah sebuah privilege. Sebab mesin partai akan bekerja keras, semangat kader-kadernya menjadi tinggi sehingga efek elektoral juga akan tinggi.

Eddy menyebut, PAN menyimpan rekam jejak dalam mengusung kadernya menjadi capres dan cawapres. Pada 2004, PAN pernah mengusung Amien Rais. Kemudian pada 2014 lalu, PAN juga pernah mengusung Hatta Rajasa sebagai pasangan cawapres dari Prabowo Subianto.

Berdasarkan hasil survei elektabilitas tokoh yang diterimanya, setidaknya ada tiga tokoh yang secara konsisten berada di tiga teratas. Ketiga tokoh itu tak ada yang berasal dari PAN.

“Melihat survei dan hasil survei yang ditampilkan beberapa bulan ini. Nama yang bertengger pada tiga teratas itu tidak jauh, Pak Prabowo, Pak Anies, Pak Ganjar,” ucap dia.

Eddy menyebut kemungkinan itu akan menyesuaikan dengan kondisi-kondisi yang ada ke depannya. Meski begitu, PAN akan tetap mengejar efek elektoral.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pusaran Konflik di Pantai Sanglen Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Berangkat dari penutupan akses masuk Pantai Sanglen, Kemadang, Gunungkidul, yang dilakukan oleh Kraton Yogyakarta dan Obelix. Warga setempat, yang selama ini memanfaatkan lahan Pantai Sanglen untuk bertani dan mencari nafkah, merasa terpinggirkan. Mereka khawatir pengembangan pariwisata berskala besar akan mengabaikan kesejahteraan masyarakat lokal dan merusak lingkungan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini