Petrokimia sebagai Fondasi Industri Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, CILEGON – Industri petrokimia merupakan sektor tiga besar yang berkontribusi sebagai penopang kinerja industri pengolahan nonmigas. Industri ini mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

Kementerian Perindustrian pun memasukkan klaster industri petrokimia sebagai salah satu prioritas dalam program industri 4.0. Dalam pelbagai kesempatan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita selalu menyampaikan, industri petrokimia merupakan sejajar dengan industri agro serta industri logam dasar dan bahan galian nonlogam.

Industri petrokimia yang menjadi fondasi industri nasional seperti amanat dalam Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2015. Yaitu tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Tidak hanya itu, peran industri kimia juga semakin penting setelah Kementerian Perindustrian fokus pada pengembangan investasi di industri kimia.

Sebagai gambaran seberapa penting kontribusi industri kimia pada 2021, nilai ekspor bahan kimia dan barang dari bahan kimia sudah memberikan kontribusi mencapai USD 18,86 miliar. “Kami terus memperbaiki defisit neraca perdagangan di sektor industri kimia. Bahkan di tengah masa pandemi dan pemulihan ekonomi, kontribusi sektor itu sangat vital,” ujar Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Ignatius Warsito.

Warsito menjelaskan, pihaknya tengah menyusun neraca komoditas sebagai bentuk komitmen untuk pemetaan. Atau memberikan data dan informasi terhadap situasi konsumsi dan produksi pada komoditas tertentu untuk kebutuhan industri.

“Sehingga ke depan, akan memberikan keseimbangan pada neraca perdagangan kita. Bahkan, ekspansi ini menjadi momentum dalam mewujudkan kemandirian industri kita,” terangnya.

Menurut Warsito, industri petrokimia merupakan sektor strategis di tingkat hulu yang menjadi modal dasar dan prasyarat utama untuk pengembangan industri di tingkat hilir. Seperti plastik, serat kain, tekstil, kemasan, elektronika, otomotif, obat-obatan, dan industri-industri penting lainnya.

“Berhasil tidaknya pemerintah dalam membangun industri nasional, salah satunya sangat terpengaruh oleh profil industri petrokimia,” katanya.

Sebagai pemasok bahan baku untuk industri hilir, sektor petrokimia juga memiliki kapasitas yang memadai. Dan memiliki performa yang baik dan stabil di setiap saat. “Hal inilah yang memacu pemerintah untuk terus memperkuat industri petrokimia melalui peningkatan kapasitas produksi. Serta melengkapi struktur pohon industri demi menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri,” ujar Warsito.

Menurut data Kementerian Perindustrian, selama periode 2020 hingga 2030, kementerian itu terus berusaha mengawal proyek-proyek pembangunan industri kimia raksasa yang total nilai investasinya mencapai USD31 miliar. Investasi tersebut guna memperkuat komoditas di sektor kimia hulu dan mampu mensubstitusi produk petrokimia yang masih impor. Seperti Etilena, Propilena, BTX, Butadiena, Polietilena (PE), dan Polipropilena (PP).

“Kapasitas industri nasional untuk produk-produk tersebut saat ini mencapai 7,1 juta ton per tahun,” sebutnya.

Guna memenuhi kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat, perlu peningkatan kapasitas produksinya. “Dengan adanya investasi besar di industri petrokimia, Indonesia akan menjadi negara produsen petrokimia nomor 1 di ASEAN. Dengan tambahan total kapasitas Olefin sebesar 5,7 juta ton per tahun. Serta tambahan total kapasitas Poliolefin sebesar 4,7 juta ton per tahun,” ujarnya.

Tentunya, pemerintah sangat mengapresiasi sejumlah pelaku bisnis yang tetap konsisten membangun lini bisnisnya. Termasuk di industri petrokimia. Salah satunya adalah realisasi investasi proyek PT Asahimas Chemical Phase-7 di Cilegon. Karena menunjukkan bahwa potensi pengembangan industri petrokimia intermediate sangat besar.

Warsito menambahkan, industri kimia memiliki ciri khas dengan padat modal dan nilai investasi sangat besar, kebutuhan bahan baku yang spesifik, risiko tinggi pada sisi keselamatan, serta persaingan yang sangat ketat dari sisi bisnis. Dengan demikian, Menperin memahami, pentingnya peran pemerintah dalam memfasilitasi iklim investasi industri kimia yang lebih berdaya saing.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini