MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemimpin tertinggi Vatikan Paus Fransiskus berpesan agar rakyat Myanmar yang tengah dilanda kesulitan pasca kudeta militer, agar tetap tabah dan tidak menyerah.
Paus kemudian menyebut, gejolak di Myanmar layaknya pada yang pernah dialami Yesus Kristus ketika sebelum disalib.
“Negeri Myanmar tercinta Anda tengah mengalami kekerasan, konflik dan penindasan. Mari kita tanyakan ke dalam diri, apa yang harus kita jaga? Yang paling utama menjaga iman,” kata Paus, seperti dikutip dari Reuters, Senin 17 Mei 2021.
“Dia (Yesus) tidak tunduk di hadapan kekuatan jahat, dia tidak membiarkan dirinya diliputi rasa sedih, dia juga tidak mundur dari kegetiran atas kekalahan dan kekecewaan,” ujarnya menambahkan.
Secara khusus, Paus meminta umat Katolik di Myanmar, agar tidak putus asa dengan situasi politik yang memanas saat ini, terutama saat kekuatan jahat tengah menyelimuti.
Paus Fransiskus adalah salah satu tokoh dunia yang secara lantang menyuarakan kritik atas kudeta dan krisis politik di Myanmar. Dia pernah berkunjung ke negara itu pada 2017 silam.
Selain meminta warga dan umat Katolik Myanmar tidak putus asa, Paus Fransiskus juga meminta supaya penduduk setempat tidak saling membenci apalagi membalas dendam atau meninggalkan nilai-nilai kemasyarakatan yang dianut selama ini. Menurut dia persatuan masyarakat tetap penting.