MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengatakan, momen Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 ini adalah momen untuk mengendalikan hawa nafsu manusia.
Pesan ini menurut Firli, tidak hanya menjadi pengingat yang disampaikan agama Hindu saja, namun juga Islam, Kristen, Budha dan keyakinan lainnya terhadap Tuhan YME.
Ia menegaskan, nafsu dan ketamakan hanya akan membawa kehancuran bagi bangsa Indonesia. Apalagi, sampai menjelma menjadi perilaku korupsi, yang membuat negara sulit maju.
“Kita semua tentunya sependapat bahwa kendala terbesar negeri ini untuk menjadi bangsa yang besar adalah masih merajarelanya korupsi,” ujarnya.
Namun begitu, kata dia tidak sedikit yang masih beranggapan korupsi merupakan hal biasa, sehingga menjadi kebiasaan di negara ini.
Firli mengatakan tentu cara pandang dan pemahaman tersebut dianggap sangat keliru dan harus diubah. Salah satunya dengan memaknai esensi Nyepi dan Catur Bratha dalam setiap individu dan seluruh eksponen bangsa, agar Indonesia dapat segera terlepas dari gurita korupsi.