MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat intelijen, Stanislaus Riyanta menilai bahwa pendekatan keamanan yang efektif dilakukan untuk mengantisipasi serangan Kelompok Separatis Papua (KSP) yaitu dengan memperkuat kemampuan penggalangan.
“Kemampuan intelijen harus diperkuat terutama untuk infiltrasi sehingga diketahui siapa masyarakat dan siapa kelompok separatis, selain itu penggalangan juga harus dilakukan untuk mengubah lawan menjadi kawan,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Senin 19 April 2021.
Hal ini tidak lepas dari serangkaian aksi kekerasan yang dilakukan oleh KSP di sejumlah wilayah. Beberapa hari terakhir di wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak, KSP menembak dua orang guru dan membakar tiga sekolah.
Mereka juga menembak mati seorang tukang ojek dan membakar helikopter serta rumah anggota DPRD Kabupaten Puncak. Bahkan yang terbaru, KSP menembak mati anak SMA yang dituduh sebagau mata-mata.
Wakil Gubernur (Wagub) Papua, Klemen Tinal meminta supaya pihak keamanan segera mengendalikan situasi di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, pasca aksi kekerasan yang dilakukan oleh KSP.
“Pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan mesti kembali berjalan normal secepatnya. Masyarakat kita juga minta untuk membantu supaya aktivitas bisa kembali normal di sana,” kata Klemen Tinal.
Ia juga menilai bahwa tindakan kekerasan dengan alasan apapun yang dilakukan oleh KSP merupakan perbuatan yang salah. Terlebih, korbannya melibatkan tenaga pengajar yang berjuang untuk mencerdaskan anak-anak Papua di Kabupaten Puncak.
“Wilayah pegunungan Papua ini terlambat mengenyam pendidikan karena pengajaran agama yang lebih dulu masuk ke sana. Jadi, siapa pun jangan kacaukan pendidikan dengan membunuh guru supaya anak-anak kita bisa pintar dan maju,” kata Klemen.