Pengamat: Aturan Pasar Muamalah Merusak Ideologi Bangsa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pasar muamalah diduga tidak hanya beroperasi di Depok, Jawa Barat. Pasar itu diyakini sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa Rudy S Kamri menilai pasar itu tidak sesuai dengan aturan yang berlaku bahkan cenderung merusak ideologi bangsa.

Ia menekankan agar polisi segera bergerak cepat supaya pasar tersebut semakin bertambah dan menggoyahkan nasionalisme masyarakat.

“Sehingga menurut saya tidak pas dalam tatanan masyarakat yang nasionalis, yang beragam ini, yang harusnya setiap transaksi ekonomi harus bersifat inklusif,” kata Rudy, Minggu 7 Februari 2021.

Pasar yang menggunakan alat tukar dinar dan dirham ini diperkirakan masih ada di 25 titik di seluruh wilayah Indonesia sehingga Rudy meminta polisi untuk menemukan pasar muamalah lainnya.

Sebelumnya polisi telah menangkap pencetus pasar muamalah di Depok, Zaim Saidi pada Selasa, 2 Februari 2021. Ia diduga melanggar aturan terkait mata uang karena menyajikan transaksi jual beli dengan menggunakan dinar dan dirham.

Ia mencetak Dinar dan Dirham dengan mencamtumkan tulisan Kesultanan Bintan Darul Masyur Sultan Haji Husrin Hood, Amir Zaim Saidi Amirat Nusantara, Amir Tikwan Raya Siregar, dengan harga sesuai acuan PT Aneka Tambang (Antam)Tbk.

Zaim Saidi terancam pasal berlapis. Pertama ia bisa dikenakan Pasal 9 Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dengan ancaman 15 tahun penjara. Selain itu, ia juga dikenakan Pasal 33 UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dengan ancama

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini