Jakarta – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadikan pemberantasan narkoba sebagai salah satu program prioritas utama dari 17 agenda nasional. Fokus ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi ancaman narkoba yang dapat merusak generasi muda dan stabilitas bangsa.
Koordinator Kelompok Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN), Ahwil Luthan, menegaskan bahwa perang melawan narkoba bersifat asimetris, sehingga membutuhkan strategi yang menyeluruh. “Perang melawan narkoba adalah perang tersembunyi. Musuh dan kawan tidak terlihat, tetapi dampaknya bisa menghancurkan kita secara tiba-tiba,” ujar Ahwil.
Salah satu langkah strategis pemerintah adalah pencegahan melalui pendidikan. Kurikulum anti-narkoba dirancang untuk diterapkan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Menteri-menteri pendidikan memiliki tugas penting dalam memastikan materi ini menjadi bagian integral dari sistem pendidikan. Tujuannya adalah membangun kesadaran generasi muda tentang bahaya narkoba sejak dini.
Selain pendidikan, penguatan pengawasan di wilayah-wilayah rawan perbatasan juga menjadi prioritas. Pemerintah menitikberatkan pengamanan di pantai timur Sumatera, yang kerap menjadi jalur utama penyelundupan narkoba melalui laut. “Penguatan pantai timur Sumatera harus digiatkan, mengingat jalur laut adalah titik terbesar penyelundupan narkoba,” jelas Ahwil.
Kerja sama internasional juga dijalankan untuk memutus rantai suplai narkoba yang sebagian besar berasal dari kawasan Golden Triangle. Kolaborasi ini melibatkan pertukaran informasi dan pengalaman dengan negara-negara lain, sehingga upaya pemberantasan narkoba bisa lebih efektif.
Di sisi lain, program rehabilitasi bagi pengguna narkoba terus diperkuat. Pemerintah tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga pada pemulihan pengguna agar mereka dapat kembali produktif. “Bagi mereka yang sudah terjerat, ada program treatment and rehabilitation. Mereka harus disembuhkan, bukan dihukum semata,” kata Ahwil.
Pendekatan holistik ini, yang mencakup edukasi, pengawasan, pemberantasan, dan rehabilitasi, diharapkan mampu menekan angka penyalahgunaan narkoba secara signifikan. Pemerintah optimis bahwa dengan upaya terpadu ini, Indonesia dapat terbebas dari ancaman narkoba dan mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif.
Dengan visi yang jelas, pemerintahan Prabowo-Gibran berkomitmen menciptakan generasi muda yang tangguh dan melindungi masa depan bangsa dari bahaya narkoba. Program ini menjadi bukti bahwa pemerintah tidak hanya bertindak reaktif, tetapi juga proaktif dalam memastikan keamanan dan kesejahteraan rakyat.