Pemerintah Tegas Menjaga Kekayaan Sumber Daya Alam di Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah RI tegaskan komitmen untuk menjaga wilayah Papua dari pengaruh dan kepentingan asing. Hal ini mengacu pada adanya informasi yang menyebut jika Indonesia akuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia akan berdampak pada lepasnya Papua.

Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai bahwa Indoenesia merupakan negara berdaulat sehingga tidak boleh terpengaruh oleh kepentingan asing.

“Indonesia negara berdaulat, tentu saja tidak boleh terpengaruh dan tunduk oleh kekuatan asing. Papua yang kaya SDA tentu menjadi daya tarik termasuk dengan propaganda tertentu untuk kepentingan asing. Pemerintah Indonesia harus tegas untuk berdaulat,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Minggu 26 Desember 2021.

Sebelumnya ada informasi yang menyebut bahwa Presiden Jokowi mendapatkan kabar bahwa jika akuisisi PT Freeport Indonesia akan menyebabkan dampak yang begitu luas bagi Indonesia. Bahkan ada menteri yang sempat ragu terkait rencana tersebut.

“Waktu kita mau ambil Freeport kembali, mayoritas informasi yang saya terima memang semuanya menakutkan, menakutkan semuanya. Nanti Papua akan goncang, Papua akan lepas, Amerika marah,” kata Jokowi.

Meski demikian, mantan Wali Kota Solo itu tetap apda keputusannya untuk mengakuisisi Freeport. Hal ini membuahkan hasil karena dinilai menghasilkan keuntungan.

“Kalau kita mau lepas lagi, kita untungnya gede banget, sudah balik, tapi ndak (akan dijual lagi), sudah mayoritas. Yang menentukan kita,” kata Jokowi.

Presiden menegaskan Indonesia memetik buah dari kebijakan tersebut. Indonesia bisa menentukan arah kebijakan perusahaan tambang di Papua itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Elemen Masyarakat Terima dan Hormati Hasil Pilkada 2024

Jakarta – Kepala Biro Humas dan Protokol MK, Pan Mohammad Faiz, menjelaskan bahwa langkah antisipasi telah diambil untuk mencegah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini